Dokter RI Siap-Siap, Bakal Ada Stetoskop dengan Teknologi AI Lho

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
17 June 2024 21:10
Ilustrasi sakit jantung akibat tersumbat pembuluh darah. (Istockphoto/wildpixel)
Foto: Ilustrasi sakit jantung akibat tersumbatnya pembuluh darah. (Istockphoto/wildpixel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang yang tahu bahwa stetoskop berfungsi untuk mendiagnosis penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun, saat ini dokter bisa terbantu dengan hadirnya stetoskop Artificial Inteligence (AI).



Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Dr. dr. Anwar Santoso mengatakan, stetoskop konvensional berperan untuk mendiagnosis berbagai penyakit. Seperti penyakit katup jantung (katup mitral, katup aorta, katup trikuspid dan katup pulmonal); penyakit jantung kongenital, misalnya ASD (Atrial Septal Defect), VSD (Ventricular Septal Defect), TF (Tetralogy Fallot), pulmonal stenosis, tricuspid atresia, serta penyakit jantung paru (Cor Pulmonale).

Namun, Dr. Anwar mencatat bahwa untuk penyakit jantung koroner dan gagal jantung, stetoskop konvensional kurang efektif. Maka, stetoskop AI bisa membantu untuk mentransmisikan energi suara dari jantung dan paru langsung menjadi data digital,

"Untuk penyakit jantung koroner dan gagal jantung, peran stetoskop tak begitu besar. Kecuali stetoskop yang dilengkapi dengan teknologi AI (Artificial Intelligence)," jelas Anwar, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Senin, (15/6/2024).

Teknologi dikenal sebagai phonocardiography, yang memungkinkan visualisasi suara jantung dalam bentuk grafik atau gambar yang dapat dipindai melalui layar laptop atau ponsel.

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam diagnosis penyakit jantung juga semakin menjanjikan. Menurut dr. Anwar Santoso, stetoskop AI ini nantinya cepat atau lambat akan diterapkan oleh semua dokter, termasuk di Indonesia.

"AI-smart stethoscope akan menjadi keniscayaan dalam praktik kedokteran di masa depan. Karena akan meningkatkan keandalan (reliability) dan akurasi (accuracy) diagnosis dengan stetoskop konvensional yang auskultasi, mendengarkan suara jantung," katanya.

Sebagaimana diketahui, prinsip dari AI adalah mengumpulkan banyak data (big data) dari suara jantung dan bunyi murmur suara jantung dan akan ditangkap serta dianalisis dalam berbagai algoritma dan juga dilakukan analisis bootstrapping. Sehingga akan lebih meningkat akurasi penggunaan diagnosis secara auskultasi.

"Dampak dari teknologi AI ini amat bermanfaat untuk skrining oleh dokter layanan primer di Puskesmas dan klinik-klinik sebelum dirujuk ke rumah sakit," jelasnya.

Meskipun teknologi stetoskop AI belum diterapkan di Indonesia, stetoskop konvensional masih digunakan sebagai langkah diagnostik awal di rumah sakit sebelum dilakukan pemeriksaan lanjutan.

"Jadi, stetoskop konvensional masih dipakai karena teknologi ini (stetoskop AI) belum masuk dan diterapkan di Indonesia. Tentunya, stetoskop konvensional dipakai sebagai langkah diagnostik awal, sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut," terang dr. Anwar.

Untuk informasi, Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan deteksi dini penyakit jantung terutama bagi orang di atas 40 tahun dan mereka yang berisiko tinggi, seperti penderita hipertensi atau diabetes. Untuk diagnosis yang akurat, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi, treadmill test, dan ekokardiografi.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular