Opsel Ungkap Nasib Industri Telko Gegara Starlink: 1-2 Tahun Ambruk!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 03/06/2024 17:32 WIB
Foto: Starlink (Starlink.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masuknya Starlink ke Indonesia menimbulkan polemik. Salah satunya resiko terganggunya para pemain lokal di industri telekomunikasi karena layanan Direct-to-Cell.

Layanan itu memungkinkan Starlink terhubung langsung ke HP pengguna dan melakukan aktivitas seperti SMS hingga mengakses internet.

"Sekarang gini, katakanlah di alam terbuka dia [Starlink] bisa langsung [tersambung ke HP], dia pasti akan jadi pesaing utama," kata Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia, Marwan O. Baasir di Jakarta, Senin (3/6/2024).


Dia menambahkan isu soal Starlink yang akan membuat HP sendiri untuk layanannya. Menurut Marwan, akan ada banyak pihak yang merugi terkait hal tersebut.

Mulai dari tenaga kerja di operator, tata niaga, di rantai suplier, produksi, agency hingga promosi.

"Tiba-tiba datang satu pemain yang dikasih kemudahan. Saya khawatir 1-2 tahun ambruk industrinya," ungkap dia.

Layanan Direct-to-Cell diluncurkan Starlink awal tahun ini. Dengan ini, satelit akan bertindak seperti BTS namun berada di luar angkasa.

Pengguna juga akan bisa mengakses ponsel seperti biasanya. Seperti berkirim pesan, melakukan panggilan telepon, hingga berselancar di dunia maya tanpa perlu perangkat tambahan.

Namun Elon Musk, pemilik Starlink, memastikan layanannya tidak akan berkompetisi dengan penyedia jaringan seluler. Dukungan bandwidth-nya hanya 7mb per beam atau pancaran sinyal.

"Jadi walaupun ini adalah solusi luar biasa untuk lokasi tanpa konektivitas seluler, [Direct-to-Cell] tidak akan mampu bersaing dengan jaringan seluler terestrial yang sudah ada," kata Musk.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat