
Elon Musk Ketahuan Jual Saham Ilegal Rp 122 T, Investor Tesla Ngamuk

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham Tesla mengajukan gugatan ke CEO Elon Musk atas dugaan penjualan saham ilegal atau insider trading pada 2022 lalu.
Kala itu, Musk menjual saham Tesla senilai lebih dari US$ 7,5 miliar atau setara Rp 121,6 triliun, dikutip dari Reuters, Senin (3/6/2024).
Menurut para pemegang saham, Musk sengaja menjual sahamnya sebelum laporan soal anjloknya produksi dan penjualan mobil Tesla diumumkan ke publik.
Dalam gugatan tersebut, pemegang saham Tesla Michael Perry mengatakan harga saham perusahaan anjlok setelah sang raksasa mobil listrik mengumumkan kinerja kuartal keempat (Q4) 2022 pada 2 Januari 2023.
Namun, Musk sudah lebih dulu secara ilegal meraup keuntungan senilai US$ 3 miliar atau Rp 48,6 triliun melalui insider trading.
"Musk mengeksploitasi posisinya di Tesla dan melanggar tugas dan tanggung jawabnya di Tesla," tertera dalam gugatan yang dilayangkan ke pengadilan Delaware.
Pemegang saham Tesla menuntut Musk mengembalikan profit yang diterima melalui perdagangan saham secara ilegal.
Dalam gugatan, disebutkan Musk menjual saham selama beberapa kali dalam periode November dan Desember 2022.
Pemegang saham juga menilai para jejeran manajemen Tesla melakukan pelanggaran dengan mengizinkan Musk menjual sahamnya pada periode tersebut.
Musk tak segera menanggapi permintaan konfirmasi atas gugatan hukum tersebut.
Perry mengatakan Musk pada 2022 lalu sesumbar bahwa permintaan unit Tesla pada 2022 'sempurna'. Namun, kenyataannya justru memperlihatkan fakta sebaliknya.
Musk memiliki akses data real-time dan memutuskan menjual sahamnya dalam jumlah besar sebelum informasi sebenarnya diketahui publik.
Pada Januari, saham Tesla anjlok karena beberapa faktor. Antara lain lesunya penjualan dan keputusan perusahaan mendiskon produk gila-gilaan hingga membuat investor khawatir soal kelangsungan bisnis perusahaan.
"Jika Musk menjual sahamnya setelah informasi itu diumumkan. Uang yang ia terima dari penjualan akan kurang dari 55% dibandingkan penerimaannya dari perdagangan pada November dan Desember 2022," tertera dalam dokumen gugatan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Kasih Ultimatum ke Investor Tesla, Sindir Bos Facebook
