Israel Bombardir Rafah, Facebook Buka-bukaan Fakta Ngeri

Redaksi, CNBC Indonesia
30 May 2024 12:10
Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap pengungsian di Rafah. Sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan terbaru Tel Aviv tersebut. (REUTERS/Hatem Khaled)
Foto: Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap pengungsian di Rafah. Sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan terbaru Tel Aviv tersebut. (REUTERS/Hatem Khaled)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp) terang-terangan mengungkap temuan konten buatan sistem kecerdasan buatan (AI) digunakan pada platformnya.

Konten buatan AI tersebut termasuk komentar-komentar yang memuji strategi Israel dalam melancarkan perang di Gaza. Komentar-komentar itu dipublikasikan di bawah unggahan dari perusahaan media internasional dan pemangku kebijakan Amerika Serikat (AS).

Dalam laporan keamanan kuartalannya, Meta mengatakan akun-akun yang berkedok mahasiswa Yahudi, komunitas Afrika-Amerika, dan kelompok lainnya, menargetkan audiens di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Postingan buatan AI itu juga mengatribusikan kampanyenya berafiliasi dengan firma pemasaran politik berbasis Tel Aviv, STOIC. Namun, STOIC tidak segera merespons permintaan konfirmasi dari Reuters.

Laporan ini adalah yang pertama kali menunjukkan temuan penggunaan AI berbasis teks pada platform Meta, dikutip dari Reuters, Kamis (30/5/2024).

Peneliti mewanti-wanti bahwa penggunaan AI dapat secara cepat dan murah memproduksi konten berupa gambar, audio, dan teks, untuk menyebarkan kampanye disinformasi.

Dalam keterangan pers, eksekutif keamanan Meta mengaku pihaknya telah menghapus kampanye Israel bermuatan sesat.

Lebih lanjut, Meta juga mengatakan bahwa konten-konten buatan AI di platformnya masih jauh dari realistis, sehingga tidak sulit membedakannya dengan konten asli.

"Ada beberapa contoh di platform kami yang menunjukkan tool AI mampu menciptakan konten. Barangkali hal ini digunakan untuk menyebarkan isu secara lebih cepat dan masif. Namun, konten-konten buatan AI ini bisa terdeteksi," kata Head of Thread Investigations Meta, Mike Dvilyanski.

Sebelumnya, peneliti menemukan beberapa contoh image generators dari perusahaan-perusahaan AI besar seperti OpenAI dan Microsoft yang memproduksi foto-foto dengan narasi palsu. Padahal, perusahaan-perusahaan tersebut mengklaim layanannya melawan penyebaran disinformasi.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Serang Rafah, Cek Daftar Negara Pemasok Senjata Canggihnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular