Awas Siswa Curang Pakai AI, Ini Kata Anak Buah Nadiem

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 06/05/2024 18:20 WIB
Foto: Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1, Depok, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut sudah satu minggu berlangsung tanpa guru dan digantikan oleh relawan atau wali murid, disebabkan protes terkait relokasi sekolah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence) dikhawatirkan membuka peluang bagi siswa berbuat curang saat mengerjakan tugas. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud, Anindito Aditomo mengatakan perlu metode baru untuk mengadopsi teknologi AI dalam proses pendidikan.

"AI akan ada di sini dan kita tidak bisa menghindarinya. Yang harus berubah adalah kita. Justru dosen perlu dan guru perlu mengintegrasikan [AI], mulai dari proses pembelajarannya, tugas, dan assesment," jelas Anindito dalam FMB 9, Senin (6/5/2024).


Ia mengatakan para siswa harus dipandu dalam menggunakan AI saat mengerjakan tugas. AI boleh dijadikan alat dalam membuat tugas, tetapi tidak boleh menggantikan peran siswa dalam mengerjakan tugas. 

Pengajar harus memberikan contoh bagaimana menggunakan AI saat mengerjakan tugas. Misalnya membuat perintah pada mesin AI.

"Contoh membuat essay atau tulisan. Kita justru meminta mahasiswa atau murid 'oke kamu pakai AI untuk brainstorming struktur tulisan, untuk riset, atau mungkin boleh juga sampai buat draft awal'. Tapi diakui oleh murid ini adalah produk AI, mereka dipandu caranya, membuat pertanyaan yang bagus untuk AI," kata dia.

Tugas yang diberikan juga tidak berhenti setelah AI digunakan. Namun setelah selesai, murid harus mengembangkan atau mengolahnya sendiri.

"Hasil draft yang dihasilkan AI jadi bahan input dari proses selanjutnya," ujarnya.

Misalnya, ia mencontohkan ketika mahasiswa atau murid memerintahkan draft awal untuk dibuat AI. Hasilnya pasti mengandung infromasi yang kurang pas.

"Dari draft awal diolah lagi, kamu edit lagi, sehingga mencerminkan gaya tulisan kamu sendiri," kata Anindito.

Anindito menjelaskan penggunaan teknologi untuk membantu pekerjaan sebenarnya sudah dilakukan sebelum kehadiran AI. Misalnya ketika manusia mulai mengenal kalkulator, Google, dan Wikipedia beberapa tahun lalu.

"Semua orang harusnya belajar dari pengalaman tersebut," ujarnya.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi TRON Kembangkan Kendaraan Listrik Berbasis Swap Battery