Mobil Listrik Xiaomi Laku Keras, Tesla Makin Terjepit

Redaksi, CNBC Indonesia
24 April 2024 17:30
Pengunjung memfilmkan kendaraan listrik pertama Xiaomi, SU7, yang ditampilkan di sebuah acara di Beijing, Cina 28 Desember 2023. (REUTERS/Florence Lo)
Foto: Pengunjung memfilmkan kendaraan listrik pertama Xiaomi, SU7, yang ditampilkan di sebuah acara di Beijing, Cina 28 Desember 2023. (REUTERS/Florence Lo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Xiaomi mengklaim telah mengamankan pemesanan untuk mobil listrik perdananya, SU7. Pada akhir pekan lalu, lebih dari 70.000 orang dikatakan telah memesan unit SU7.

Pendiri Xiaomi Lei Jun mengatakan Xiaomi akan fokus 100% menggarap pasar mobil listrik di China dalam tiga tahun ke depan. Artinya, model SU7 belum bisa dinikmati oleh masyarakat di negara-negara lain.

Xiaomi menargetkan pengiriman mobil listrik SU7 tembus 100.000 sepanjang 2024. Hal ini ia sampaikan melalui akun WeChat personalnya.

Xiaomi meluncurkan SU7 dengan desain mirip Porsche pada akhir bulan lalu. Antusiasme pasar cukup besar untuk mobil yang dibanderol di bawah US$ 30.000 (Rp 484 jutaan) untuk model standar.

Harga itu lebih murah sekitar US$ 4.000 dari unit standar Tesla Model 3 di China, dikutip dari Reuters, Rabu (24/4/2024).

Meski lebih murah, Xiaomi menjamin kualitas SU7 tak kalah saing. Pasalnya, Xiaomi menggandeng penyuplai yang juga merupakan mitra pabrikan kawakan seperti Mercedes Benz, BMW, dan Audi.

"Dengan penyuplai berkelas dan komponen mahal, margin profit kami memang tak akan sangat tinggi," kata Lei.

"Prediksi saya, margin profit kotor sekitar 5-10%," ujarnya.

Hal ini kian menegaskan gencarnya kompetisi mobil listrik di China. Selain Xiaomi, pemain lain seperti BYD juga gila-gilaan meluncurkan mobil listrik. Bahkan, BYD turut mengepakkan sayap ke pasar lain, termasuk Indonesia.

Posisi Tesla sebagai raksasa mobil listrik AS yang turut menggarap pasar China makin terhimpit. Baru-baru ini, Tesla menggelar diskon untuk beberapa model mobil listriknya di China dan AS untuk menggenjot penjualan.

Harga yang dipangkas pun cukup besar, yakni sekitar US$ 2.000 atau setara Rp 32,4 jutaan. Namun, penjualan Tesla merosot tajam, begitu juga sahamnya yang ambles ke level terendah sejak April 2023.

Tesla juga melakukan PHK besar-besaran yang berpengaruh terhadap lebih dari 10% karyawannya di seluruh dunia.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma HP, Xiaomi Rilis Mobil Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular