Raja Hacker Bikin Korut Babak Belur, Kini Beri Peringatan ke Joe Biden

Redaksi, CNBC Indonesia
05 April 2024 21:00
Ilustrasi Hacker (Pexels)
Foto: Ilustrasi Hacker (Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekitar dua tahun lalu, penjahat siber misterius yang menyebut dirinya 'P4x' melancarkan serangan siber tunggal (one-man cyberwar) ke Korea Utara. Ia membangun program khusus di laptop pribadinya dan mengandalkan beberapa server berbasis cloud untuk melumpuhkan internet Korea Utara selama lebih dari sepekan.

Kini, identitas P4x sudah diungkap, yakni Alejandro Caceres. Pria berusia 38 tahun keturunan Kolombia-Amerika tersebut merupakan pengusaha keamanan siber.

Seperti kebanyakan hacker dan peneliti keamanan asal AS, Caceres juga menjadi sasaran mata-mata Korea Utara. Pemerintahan Kim Jong Un berupaya mencuri tool yang ia gunakan, namun hingga kini tak berhasil.

Caceres juga sudah meminta dukungan perlindungan dari FBI, namun tak ada aksi sama sekali yang dilakukan lembaga tersebut. Alhasil, Caceres melawan rezim Kim Jong Un seorang diri.

"Main-main dengan hacker Amerika akan mendapat konsekuensi. Jika mereka tak melihat kami memiliki taring, mereka akan terus datang," kata Caceres, dikutip dari Wired, Jumat (5/4/2024).

Berbarengan dengan itu, Caceres mengatakan pemerintah AS ternyata tertarik merekrutnya. Ia bergabung selama setahun bersama dengan tim hacker yang dibekingi secara informal oleh Pentagon.

Ia diundang untuk membeberkan tekniknya di hadapan otoritas pertahanan dan intelijen level tinggi pemerintah AS. Lalu, Caceres juga mengajukan metode pendekatan baru kepada Departemen Pertahanan AS soal serangan siber.

Menurut dia, metode yang diajukan akan lebih cepat dan efektif ketimbang metode Washington saat ini yang lebih lambat merespons perang siber.

Sayangnya, inisiatif Caceres tak mendapat lampu hijau. Ia pun frustasi dan mengirim pesan dengan nama samaran untuk rekan-rekannya di AS. Intinya, ia meminta pemerintahan Joe Biden untuk lebih agresif melancarkan serangan siber.

"NSA dan DOD memiliki banyak hacker bertalenta. Namun, ketika benar-benar ingin melancarkan operasi siber yang disruptif, kita sebagai sebauh negara hanya bisa ketakuta," kata Caceres.

"Ini harus berubah," ia menegaskan.

Menurut dia, banyak oknum pelaku ransomware yang berbasis di Rusia dan telah mencuri miliaran dolar AS dari korban yang merupakan perusahaan dan lembaga negara sepanjang 2023.

Sementara itu, afiliasi hacker Korea Utara telah mencuri lebih dari US$ 1 miliar dalam bentuk mata uang kripto pada tahun lalu untuk kepentingan rezim Kim Jong Un.

Semua upaya peretasan itu menyasar AS. Namun, menurut Caceres, pemerintah tak berbuat apa-apa untuk menghadangnya.

"Kita duduk di sini sementara mereka meretas kita," kata dia.

Jadi, Caceres memberikan solusi bagi pemerintah AS untuk menggunakan metodenya yang garang agar negara-negara musuh tak berani macam-macam.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pejabat Microsoft Jadi Korban Rusia, Modusnya Ngeri!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular