Israel Pakai Teknologi Google Tangkap Warga Gaza, Lalu Disiksa

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
02 April 2024 07:45
Tentara israel melakukan pemeriksaan jelang ibadah salat Jumat pekan pertama Ramadan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Kota Tua Yerusalem, Jumat (15/3/2024). (AFP/HAZEM BADER)
Foto: Tentara israel melakukan pemeriksaan jelang ibadah salat Jumat pekan pertama Ramadan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Kota Tua Yerusalem, Jumat (15/3/2024). (AFP/HAZEM BADER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Intelijen militer Israel dilaporkan menggunakan program pengenalan wajah eksperimental di Gaza. Alat itu salah mengidentifikasi warga sipil Palestina, yang terkait dengan Hamas.

The New York Times melaporkan alat yang dimaksud adalah Google Photos. Teknologi dari Google itu diduga berperan dalam penerapan program tersebut, meskipun tampaknya tidak melalui kolaborasi langsung dengan perusahaan.

Program pengawasan dilaporkan dimulai sebagai cara untuk mencari sandera Israel di Gaza.

"Namun, seperti yang sering terjadi pada teknologi baru di masa perang, inisiatif ini dengan cepat diperluas untuk membasmi siapa pun yang memiliki hubungan dengan Hamas atau kelompok militan lainnya," demikian tulis laporan New York Times, dikutip dari Engadget, Senin (1/4/2024).

Teknologi ini memiliki kelemahan, tapi pihak militer Israel dilaporkan tidak peduli ketika menahan warga sipil yang ditandai oleh sistem.

Menurut petugas intelijen yang berbicara kepada The New York Times, program tersebut menggunakan teknologi dari perusahaan swasta Israel, Corsight.

Berkantor pusat di Tel Aviv, mereka menjanjikan sistem pengawasan dapat secara akurat mengenali orang-orang yang wajahnya kurang dari setengahnya terbuka. Ini seharusnya bisa efektif bahkan dengan sudut ekstrem, kondisi gelap, dan kualitas buruk (termasuk dari drone).

Seorang petugas di Unit 8200 Israel mengetahui bahwa pada kenyataannya unit tersebut sering kali mengalami masalah dengan wajah yang buram, tidak jelas, atau terluka.

Menurut pejabat itu teknologi Corsight kerap keliru dan banyak kasus di mana seorang warga Palestina yang teridentifikasi ditandai memiliki hubungan dengan Hamas.

Tiga perwira Israel mengatakan kepada The New York Times, bahwa militernya menggunakan Google Photos untuk melengkapi teknologi Corsight.

Para pejabat intelijen diduga mengunggah data yang berisi orang-orang yang diketahui memiliki kepentingan ke layanan Google, sehingga memungkinkan mereka menggunakan fitur pencarian foto di aplikasi tersebut untuk menandai mereka di antara materi pengawasannya.

Salah tangkap

Salah satu pejabat mengatakan kemampuan Google untuk mencocokkan wajah yang sebagian dikaburkan lebih unggul dibandingkan Corsight, namun mereka terus menggunakan yang terakhir karena dapat disesuaikan.

Terkait hal ini Juru Bicara Google menegaskan bahwa produk hanya mengelompokkan wajah dari gambar yang telah pengguna tambahkan ke perpustakaan mereka.

"Google Photos merupakan produk gratis yang tersedia secara luas untuk umum yang membantu pengguna mengatur foto dengan mengelompokkan wajah yang mirip, sehingga pengguna dapat memberi label pada orang agar mudah menemukan foto lama. Itu tidak memberikan identitas orang tak dikenal di foto," ujar Juru Bicara Google.

Salah satu pria yang ditahan secara keliru melalui program pengawasan adalah penyair Mosab Abu Toha. Ia mengatakan bahwa dia ditarik ke pos pemeriksaan militer di Gaza utara ketika keluarganya mencoba melarikan diri ke Mesir.

Dia kemudian diduga diborgol dan ditutup matanya, lalu dipukuli dan diinterogasi selama dua hari sebelum akhirnya dikembalikan. Dia menyebut, tentara mengatakan kepadanya sebelum dibebaskan bahwa interogasinya dan beberapa lainnya adalah sebuah "kesalahan."


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Palsukan Sejarah Tanah Palestina, Incar Situs Arkeolog

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular