
Curi Duit Nasabah Rp 125 T, Bandar Kripto Penipu Ogah Disebut Penjahat

Jakarta, CNBC Indonesia - Sam Bankman-Fried, mantan CEO FTX, membayangkan dirinya tidak disebut sebagai orang jahat atau pencuri jika nasabah FTX yang sekarang bangkrut dapat memperoleh kembali dana mereka. Hal ini diungkap oleh John Ray, pengganti Bankman-Fried sebagai CEO FTX.
Bankman-Fried terjerat kasus hukum karena mencuri US$ 8 miliar (Rp 125 triliun) dari pelanggan FTX yang mengakibatkan kebangkrutan pada perusahaan.
Dalam pernyataan dampak korban yang diajukan di pengadilan federal Manhattan, Ray mengatakan, FTX akan mengganti sejumlah kerugian nasabah karena kebangkrutan, bukan karena Bankman-Fried tidak mencuri.
"Bankman-Fried terus menjalani kehidupan di bawah khayalan tingkat tinggi," tulis Ray, dikutip dari Reuters, Kamis (21/3/2024).
Hakim Distrik AS Lewis Kaplan dijadwalkan menjatuhkan hukuman pada Bankman-Fried pada 28 Maret di pengadilan federal Manhattan.
Jaksa menuntut hukuman penjara 40 hingga 50 tahun atas kasus yang menjerat Bankman-Fried. Namun, pengacara pembela percaya bahwa hukuman yang dijatuhkan harus dikurangi.
Bandar kripto berusia 32 tahun itu mengaku tidak bersalah atas tujuh tuduhan penipuan dan konspirasi, dan telah berjanji untuk mengajukan banding atas hukumannya.
Dia mengakui di persidangan telah melakukan kesalahan dalam menjalankan FTX, namun dia tidak pernah bermaksud menggelapkan dana pelanggan. Jaksa berpendapat bahwa Bankman-Fried berjudi dengan uang nasabah karena keserakahan, dan tidak mau mengakui kesalahannya.
Sementara itu, dari pengacara pembela Marc Mukasey mengatakan, dana pelanggan FTX kemungkinan masih akan kembali selama proses kebangkrutan, dan Bankman-Fried berusaha untuk mengembalikannya setelah keruntuhan bursa kripto itu.
"Memorandum memutarbalikkan kenyataan untuk mendukung narasi 'kerugian' nasabah dan menjadikan Sam sebagai penjahat super yang bejat," tulis Mukasey merujuk pada usulan hukuman jaksa.
Namun, sampai saat ini belum diketahui berapa banyak pelanggan yang dananya bisa dipulihkan. Dalam pengajuan pengadilan minggu ini, beberapa pelanggan mengatakan mereka tidak akan puas jika hanya dibayar berdasarkan nilai kepemilikan mata uang kripto ketika FTX mencapai puncak kejayaannya. Sebab, aset tersebut akan bernilai lebih saat ini.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandar Kripto Bangkrut Ungkap Dosa Terbesar, Bukan Tipu Orang
