Bumi Terima Sinyal Laser 16 Juta Kilometer dari Luar Angkasa

Redaksi, CNBC Indonesia
18 March 2024 19:00
The planet Jupiter is shown with one of its moons, Ganymede (bottom), in this NASA handout taken April 9, 2007 and obtained by Reuters March 12, 2015. REUTERS/NASA/ESA and E. Karkoschka/Handout via Reuters
Foto: Planet Jupiter (REUTERS/NASA/ESA and E. Karkoschka/Handout via Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - NASA baru-baru ini memamerkan teknologi yang bisa mengirim sinyal dari jarak 16 juta kilometer dari luar angkasa. Teknologi dirancang sebagai sarana komunikasi baru dengan pesawat luar angkasa yang selama ini diantarkan oleh gelombang radio.

Sinyal yang dikirimkan dari lokasi yang 40 kali lebih jauh dibandingkan dengan Bumi dan Bulan tersebut adalah kali pertama komunikasi berbasis optik digunakan untuk jarak sangat jauh.

Biasanya, NASA dan lembaga antariksa lain menggunakan gelombang radio untuk berkomunikasi dengan wahana di luar angkasa. Kini, NASA mencoba menggunakan gelombang cahaya yang berfrekuensi lebih tinggi dari radio untuk menyediakan sistem dengan bandwidth yang lebih lebar dan kecepatan yang lebih tinggi.

NASA menguji coba sinyal laser ini sebagai bagian dari program Deep Space Optical Communication (DSOC). Sistem ini, misalnya, bisa digunakan untuk mengirim sinyal video definisi tinggi secara real-time dari Mars ke Bumi.

Keberhasilan pengiriman sinyal menggunakan laser pada 2023 disebut NASA sebagai "cahaya pertama." 

"Mencapai cahaya pertama adalah satu dari banyak tonggak bersejarah DSOC dalam beberapa bulan ke depan, meniti jalan menuju komunikasi data lebih besar untuk mengirim informasi sains, gambar definisi tinggi, video streaming untuk mendukung lompatan besar berikutnya umat manusia," kata Trudy Kortes, Direktur Demonstrasi Teknologi di markas NASA.

Teknologi yang digunakan oleh DSOC serupa dengan teknologi yang digunakan di kabel serat optik di Bumi. Namun, DSOC menggunakan cara yang berbeda untuk mengirim data jauh ke luar angkasa.

DSOC menggunakan cahaya inframerah untuk mentransmisikan data dalam bentuk laser. Dalam bentuk laser, data bisa dikirimkan dalam "saluran" yang lebih sempit sehingga bisa "ditembak" lebih akurat dan menghabiskan daya lebih sedikit.

Tiap bit data dikonversi dalam bentuk photon yang dipancarkan oleh laser. Untuk mengkonversi data ke dalam bentuk photon dan menerjemahkannya kembali, NASA menggunakan instrumen yang disebut sebagai superconducting high-efficiency detector array.

Tantangan lainnya dari sistem ini adalah pengaturan posisi dalam real-time. Dalam uji coba terakhir, photon laser membutuhkan waktu 50 detik untuk memancar dari wahana luar angkasa ke teleskop,

Transceiver laser yang berhasil terkoneksi dipasang di wahana Psyche, yang saat itu sedang dalam misi menuju sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter. Psyche berhasil terkoneksi dengan teleskop Hale di California.

Psyche saat ini sedang menjalani tahap berikutnya dari misinya yaitu mengelilingi Mars. DSOC akan terus mencoba sistem komunikasi laser inframerah ini dari posisi baru Pscyche.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alien Seharusnya Sudah Tahu di Bumi Ada Manusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular