Kominfo Gandeng Microsoft Agar RI Tak Cuma Jadi Pasar Teknologi

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
14 March 2024 17:40
FILE PHOTO: A view shows the logo of Microsoft company on the roof of an office building in Moscow, Russia January 15, 2018.  REUTERS/Sergei Karpukhin/File Photo
Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Microsoft baru saja mengumumkan kerja sama dalam berbagai bidang teknologi. Mulai dari sumber daya manusia hingga Artificial Intelligence (AI).

"Adapun nota kesepahaman meliputi beberapa lingkup kerja sama, di antaranya: pengembangan sumber daya manusia bidang digital, penguatan infrastruktur dan digitalisasi pemerintah, penguatan tata kelola AI yang bertanggung jawab, penguatan implementasi dan praktik pelindungan data pribadi, serta bidang-bidang lainnya," kata Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi, saat acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antar Kementerian Kominfo dan Microsoft Indonesia, di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Dia menjelaskan, nota kesepahaman ini jadi bentuk kolaborasi nyata dari pemerintah dan pelaku industri global. Antara lain untuk mengakselerasi kemajuan sektor digital dalam negeri.

Indonesia tidak bisa lagi menjadi pasar atau pengguna teknologi saja. Dia mengungkapkan negara ini harus menjadi mitra bagi pengembangan teknologi digital global.

"Hal demikian dilakukan agar kemajuan sektor digital dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,4% sampai dengan 6,2% hingga tahun 2045. Untuk mengantarkan bangsa kita menuju Indonesia emas," jelasnya.

Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir mengatakan langkah kerja sama ini sangat penting. Dia juga mengharapkan bisa mendorong kemunculan inovasi-inovasi baru.

Kominfo kerja sama dengan MicrosoftFoto: Novina Putri Bestari
Kominfo kerja sama dengan Microsoft

Pengembangan AI juga disinggung Dharma dalam sambutannya. Dia mengatakan pengembangan teknologi tersebut butuh waktu yang panjang dan harus dilakukan bersama-sama.

"Perjalanan kita untuk mengembangkan AI, mendapatkan manfaat dari AI merupakan perjalanan yang panjang," ucap Dharma.

"Dan perjalanan yang memang perlu kita lakukan secara bersama-sama, baik kami dari pelaku industri, kementerian, dari dunia pendidikan dan organisai lain di Indonesia," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dharma juga membicarakan soal generative AI. Di mana sekarang sudah masuk ke era tersebut, yang membuat aktivitas biasanya menjadi jauh lebih sederhana.

Potensi generative AI juga sangat besar. Apalagi saat manusia dan organisasi dapat mengembangkan dan mengimplementasikannya.

"Kita lihat potensi dari AI generatif ini ketika manusia, individu dan organisasi bisa implementasi dan mengembangkannya sangat besar sekali," jelasnya.

AI diketahui memberikan banyak hal positif, termasuk dari segi bisnis. Misalnya, dari sebuah studi, pengembalian investasi yang lebih singkat dalam 14 bulan.

Selain itu juga memberikan pendapatan 3,5 kali lipat dari tiap 1 dolar yang diinvestasikan.

Dia juga mengingatkan generative AI juga tidak lepas dari tanggung jawab. Ini juga sejalan dengan prinsip yang diadopsi oleh Microsoft dan bagian dari kesepakatan yang ditandatangani bersama Microsoft.

"Sehingga sangat sejalan dengan prinsip responsible AI yang diadopt oleh microsoft dan juga merasa sangat penting penguatan terhadap tata kelola atas teknologi AI yang bertanggung jawab sebagai bagian dari kesepakatan dan kolaborasi yang akan kita tandatangani hari ini," kata Dharma.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 4 Bulan Bangun Ribuan BTS 4G, Menkominfo Ungkap Rahasianya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular