Opsel Blak-Blakan Tak Mampu Bangun Jaringan 5G Jika Dibebankan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kominfo diminta untuk tidak membebankan regulator charging yang terlalu besar untuk pengembangan 5G. Jika masih melakukannya seperti 4G, dikhawatirkan operator seluler tak sanggup lagi membangunnya.
Curhat tersebut diungkapkan Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini. Dia mengaku senang saat Kementerian Kominfo berkomitmen mengurangi beban regulatory charges.
Untuk sekarang diakuinya beban itu terlalu berat. Karena yang harus dikeluarkan mencapai dua digit dari total revenue perusahaan.
"Ini memang buat kita lumayan berat, karena regulatory charging nya double digit 13-14% dari total revenue," kata Dian dalam acara Tech & Telco Summit 2024 CNBC Indonesia, di Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Dian mengaku jika jaringan 5G memang sudah di depan mata. Namun juga mengingatkan kebutuhannya jauh lebih besar dari jaringan 4G dulu.
Oleh karena itu perhitungan spektrum haruslah berbeda dari sebelumnya. Jika perhitungan spektrum masih sama seperti 4G, dia mengatakan nampaknya operator tak akan mampu.
"Kalau kita masih implementasikan cara menghitung spektrum dengan cara 4G mungkin diantara saya, Telkomsel atau IOH engga ada yang mampu. Karena memang kebutuhan bandwidth besar," jelasnya.
Dalam kesempatan itu dia mengutarakan keinginannya kepada Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo, Ismail yang juga ada di panel yang sama. "Nanti untuk 5G perhitungannya bisa berbeda. Begitu ya Pak Ismail," ungkap Dian.
(fab/fab)