
Alibaba Hancur Lebur Usai Ditinggal Jack Ma, Ini Juru Selamatnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis Alibaba di luar negeri jadi juru selamat perusahaan di tengah kelesuan bisnis di kandangnya sendiri di China. Sejumlah unit bisnis Alibaba yang beroperasi di luar negeri dilaporkan membukukan pendapatan yang cukup menggembirakan.
Salah satunya adalah bisnis e-commerce atau Alibaba International Digital Commerce Group (AIDC) yang mencakup AliExpress, Lazada, Daraz dan Trendyol. Dalam kuartal Desember lalu mencatat naik 44% dari tahun sebelumnya.
Jumlah itu cukup baik jika dibandingkan dengan e-commerce lokal Taobao dan Tmall Group yang beroperasi di China. Pendapatannya US$18,1 miliar atau hanya bertumbuh 2% selama setahun, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (20/2/2024).
Pertumbuhan penjualan pada bisnis e-commerce luar negeri ini tak didukung dengan kerugian yang juga ikut naik. Ini disebabkan adanya peningkatan investasi bisnis, termasuk AliExpress Choice dan Trendyol.
Dalam beberapa waktu terakhir, perusahaan di bawah AIDC juga melakukan perombakan pimpinan hingga PHK yang dilakukan perusahaan bisnis luar negerinya. Daraz, e-commerce asal Pakistan itu mengganti CEO dari Bjarke Mikkelsen menjadi James Dong yang sebelumnya menjabat CEO Lazada Group.
"Dong akan mengupayakan integrasi lebih dalam antara Daraz dan perusahaan sejenisnya," kata perusahaan.
Sementara itu, Lazada dilaporkan melakukan PHK masal pada awal Januari lalu. Kebijakan itu berdampak pada perusahaan di seluruh Asia Tenggara dan semua tingkatan hingga manajemen senior.
PHK Lazada juga terjadi di semua departemen. CNBC Internasional melaporkan dampaknya dari divisi komersial, ritel, hingga pemasaran.
Terkait pemecatan besar-besaran ini, pihak Alibaba Internasional mengatakan tujuannya untuk membuat pengambilan keputusan lebih sederhana. Selain itu untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan bisnis perusahaan.
Diketahui, Alibaba mulai empot-empotan saat ditinggal sang pendiri, Jack Ma, karena bermasalah dengan pemerintahan Xi Jinping. Salah satu unit bisnis Alibaba bahkan sampai gagal IPO saat itu. Lantas, Alibaba juga menghadapi persaingan sengit dengan beberapa pemain baru. Salah satu yang paling mencolok adalah Pinduoduo (PDD).
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lazada Efisiensi Bisnis di 5 Negara
