BMKG Warning Cuaca Ekstrem Saat Coblos Pemilu 2024 di Wilayah RI

Redaksi, CNBC Indonesia
Sabtu, 03/02/2024 20:30 WIB
Foto: Aktifitas warga saat genangan air melanda di wilayah Cipinang Melayu, Jakarta, (31/1/2024). Pemprov DKI Jakarta melaporkan kenaikan tinggi muka air di Pos Pantau Sunter Hulu usai hujan mengguyur sejumlah wilayah di Jakarta. Pos Sunter Hulu kini statusnya naik menjadi bahaya atau Siaga 1. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari pencoblosan Pemilu akan jatuh pada 14 Februari 2024. Menurut BMKG, cuaca ekstrem berpotensi melanda Jawa Barat pada hari tersebut.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan curah hujan tertinggi. Selain itu, Jawa Barat juga memiliki penduduk terpadat di Indonesia.


Dwkorita mengimbau Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan sejumlah mitigasi agar pencoblosan Pemilu 2024 dapat berjalan lancar. Hal itu ia sampaikan usai beraudiensi dengan Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, di Gedung Sate, Bandung, Senin (29/1), dikutip dari CNN Indonesia.

"Kunjungan BMKG hari ini adalah untuk menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi puncak musim hujan yang di akhir Januari hingga Maret mendatang. Apalagi kita akan punya hajat besar, pemungutan suara Pemilu 2024," kata Dwikorita.

"Tentunya kita berkoordinasi dengan Pak Gubernur, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), bagaimana upaya mitigasi agar curah hujan yang tinggi tidak menimbulkan bencana dan mengganggu hajat nasional kita," ia menambahkan.

Hujan ekstrem di Wilayah Indonesia

Meski musim hujan ini berlangsung normal tanpa anomali, Kepala BMKG mengingatkan soal hujan ekstrem harian yang kadang-kadang tiba. Curah hujannya dapat mencapai 150 milimeter per hari.

BMKG sendiri membagi intensitas hujan ke berbagai level, yakni:

+ 0.5 - 20 mm/hari (hijau): Hujan ringan

+ 20 - 50 mm/hari (kuning): Hujan sedang

+ 50 - 100 mm/hari (oranye): Hujan lebat

+ 100 - 150 mm/hari (merah): Hujan sangat lebat

+ >150 mm / hari (ungu): Hujan ekstrem

Dwikorita menyebut hujan tersebut dapat menyebabkan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor jika tidak diantisipasi sejak awal. Ia pun menyinggung riwayat banjir bandang di Bandung bulan lalu.

"Contohnya seperti banjir bandang yang terjadi di kawasan Braga (Kota Bandung) beberapa waktu lalu yang diduga karena terjadi penyumbatan di sungai di daerah hulunya," ungkap dia.

Berdasarkan Prakiraan Curah Hujan Dasarian I sampai III (30 harian) Februari, BMKG memprediksi beberapa titik curah hujan tinggi (150 hingga 300 mm).

Wilayah 'ekstrem' itu memanjang dari sekitar utara Kabupaten Bekasi Purwakarta, Subang, Majalengka, Cirebon, Kuningan. Pusat hujan ekstrem itu terutama ada di sekitar Gunung Ciremai.

Sementara, daerah lainnya di Jabar terpantau punya curah hujan menengah. Contohnya, Bandung dan Sukabumi (50-75 mm), Indramayu (100-150 mm), dan Tasikmalaya (75-100 mm).

Pihaknya pun menyarankan aksi mitigasi banjir bandang berupa pembersihan saluran air atau drainase, pembersihan sungai dari material penghambat/sumbatan berupa batu, tanah, kayu, ranting pohon, dan sampah.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Solusi Cisco Perkuat Keamanan Data Center-Tangkal Ancaman Siber