Raksasa Teknologi Kompak Dihukum Investor Gara-Gara Ulah AI

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
01 February 2024 16:20
Ilustrasi Transformasi Digital. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Transformasi Digital. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi seperti Google, Meta, dan Microsoft, gencar mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang digadang-gadang akan mempermudah kehidupan manusia di masa depan. 

Tapi di satu sisi, meningkatnya biaya untuk mengembangkan fitur-fitur AI membuat investor kesal karena mengharapkan peningkatan besar dalam penjualan dari teknologi baru tersebut.

Baik Microsoft maupun Alphabet (induk perusahaan Google), melaporkan peningkatan besar pada pendapatan cloud mereka pada kuartal Desember. Peningkatan pendapatan tersebut mengalahkan perkiraan Wall Street, karena pelanggan menguji fitur-fitur AI baru dan membangun layanan AI mereka sendiri.

Namun seperti disebut di atas, biaya yang dikeluarkan juga melonjak. Hal ini menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan ini pada server, pusat data, dan penelitian karena mereka bersaing ketat untuk mendapatkan dana dari pelanggan baru.

Kejadian ini jelas menghantam ekspektasi investor yang dipicu oleh janji AI akan mendatangkan keuntungan, bahkan mendorong reli saham ke rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.

"Valuasi yang tinggi berarti kekecewaan sekecil apapun akan ditangkap oleh investor, dan pedoman Microsoft agar pertumbuhan pendapatan di divisi cloud sedikit melambat pada kuartal ini sudah cukup untuk membuat harga saham sedikit merosot," kata Russ Mould direktur investasi di AJ Bell, dikutip dari Reuters, Kamis (1/2/2024).

Sementara itu, Gene Munster, Managing Partner di Deepwater Asset Management, mengatakan dia mengharapkan lebih banyak keuntungan dari saham perusahaannya di Alphabet dan Microsoft.

"Investor ingin melihat lebih banyak kontribusi dari AI," ujarnya tentang Alphabet.

"Microsoft masih dalam tahap awal, namun menunjukkan peningkatan pada AI," imbuhnya.

Saham Alphabet, yang naik 58% pada tahun 2023, diperdagangkan 22,26 kali lipat pendapatan yang diharapkan, dibandingkan dengan forward PE sebesar 33,09 untuk Microsoft, 22,46 untuk Meta, 42,60 untuk Amazon, dan 27,73 untuk Apple.

Penurunan saham Google dan Microsoft masing-masing menghapus sekitar US$140 miliar dan US$80 nilai nilai pasar mereka.

Saham produsen chip AMD, membuka tab baru, yang meningkatkan perkiraan tahun 2024 untuk prosesor AI menjadi US$3,5 miliar pada Selasa, turun 2,5%.

"Analis sebelumnya memperkirakan AMD akan menjual chip AI senilai US$4 miliar hingga US$8 miliar," kata analis Summit Insights Kinngai Chan, seraya menambahkan bahwa penilaian saham juga terikat pada angka tersebut.

Belanja modal Alphabet pada kuartal yang dilaporkan melonjak 45% menjadi US$11 miliar. Sementara itu, Chief Financial Officer Ruth Porat mengatakan pengeluaran tahun ini akan jauh lebih besar dibandingkan tahun 2023.

Microsoft juga melaporkan lonjakan belanja modal sebesar 69% menjadi US$11,5 miliar dan memperkirakan metrik tersebut akan meningkat secara signifikan secara berurutan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Lempar 'Bom' ke Google-Apple-Facebook Cs

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular