
Alasan Google Cs Kompak PHK, Ternyata Bakar Duit ke Sini

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi satu suara soal pengembangan sistem kecerdasan buatan (AI). Alphabet (Google, YouTube), Microsoft, Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp), Amazon, Apple, kompak menggembar-gemborkan komitmen untuk memperluas inovasi di sektor kecerdasan buatan.
"Dengan menyuntikkan AI ke semua lapisan teknologi, kami akan menggaet lebih banyak pengguna dan mendorong pertumbuhan bisnis," kata CEO Microsoft Satya Nadella, dikutip dari CNBC International, Selasa (6/2/2024).
AI mendulang popularitas sejak kemunculan ChatGPT buatan AI. Para raksasa teknologi berbondong-bondong menciptakan chatbot dan asisten berbasis AI di layanan mereka.
Raksasa chip AS, Nvidia, kebagian durian runtuh karena merupakan pemain utama yang memproduksi chip sebagai tulang punggung pengembangan AI.
Memasuki 2024, raksasa teknologi makin serius mengembangkan AI. Berdasarkan laporan tahunan di depan investor (earning call), masing-masing pemain teknologi besar mengatakan AI bukan lagi konsep atau eksperimen. Tahun ini, penerapan AI akan lebih nyata dan luas.
CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan 'tahun efisiensi' yang dilakukan sepanjang 2023 berhasil menggenjot pertumbuhan perusahaan. Ke depan, strategi itu akan terus dilakukan, sembari fokus berinvestasi besar-besaran untuk mempercanggih AI di berbagai ekosistem Meta.
'2023 adalah tahu efisiensi yang fokusnya untuk memperkuat posisi Meta sebagai perusahaan teknologi. Tujuan lainnya adalah menjaga stabilitas dalam mencapai ambisi jangka panjang kami untuk pengembangan AI dan metaverse," kata dia di hadapan investor.
Tahun efisiensi yang dimaksud Zuckerberg antara lain memangkas biaya operasional dengan melakukan PHK secara besar-besaran. Mulanya berdampak pada 11.000 karyawan pada akhir 2022 dan lanjut 10.000 karyawan pada awal 2023.
Hal senada disampaikan CEO Alpbahet Sundar Picahi. Ia mengatakan prioritas ke depan adalah memperkuat sistem AI di berbagai lini produknya. Salah satu investasi yang diperlukan, kata dia, adalah membangun data center untuk menopang implementasi AI.
"Kami terus berinvestasi ke data center dan komputasi untuk mendukung gelombang baru pertumbuhan layanan berbasis AI untuk para pengguna," ia menuturkan.
CEO Amazon Andy Jassy juga mengatakan bahwa AI akan mendatangkan pendapatan miliaran dolar untuk raksasa e-commerce tersebut dalam beberapa tahun ke depan.
Demi ambisi memenangkan kompetisi AI, semua perusahaan-perusahaan ini telah melakukan PHK berulang-ulang kali.
Microsoft PHK 11.000 karyawan pada awal Januari 2023, lalu kembali memangkas 10.000 karyawan pada Juli 2023.
Alphabet berkali-kali mengumumkan PHK. Jumlah terbesar diumumkan pada Januari 2023 sebanyak 12.000. Lalu unit-unit bisnisnya melakukan PHK dalam jumlah lebih kecil. Terbaru, Google kembali PHK ke ratusan karyawan pada Januari 2024.
Amazon juga PHK 27.000 orang hingga Maret 2023. Lalu, beberapa kali memangkas ratusan karyawan setelahnya.
Tak ketinggalan, Apple juga diam-diam mulai gencar mengembangkan AI. CEO Apple Tim Cook mengatakan AI generatif akan menjadi fokus investasi perusahaan pada 2024.
"Di masa depan, kita akan terus berinvestasi pada teknologi AI dan berbagai teknologi yang membentuk masa depan," kata dia pada akhir tahun lalu.
Apple yang selama ini dikenal ogah melakukan PHK, pada akhirnya pun tak punya pilihan lain. Pada Januari 2024, Apple menawarkan dua opsi ke karyawannya di tim AI basis San Diego. Mereka disuruh pilih pindah ke Texas atau mengundurkan diri.
CNBC International melaporkan bahwa investor bersemangat menyambut investasi raksasa teknologi untuk pengembangan AI. Namun, di sisi lain mereka juga ingin melihat ke mana dan bagaimana keuntungan akan datang dari situ.
Sebab, modal untuk membangun infrastruktur AI memang tak murah. Chip dan data center yang diperlukan membutuhkan kapasitas besar untuk bisa memproses dan menganalisa berbagai data secara real time.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Google Buka-Bukaan Soal Ancaman TikTok dan Facebook
