Robot NASA Ramal Tanda Kiamat, Manusia Masih Bisa Selamat

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
01 December 2023 21:00
A Russian Soyuz capsule carrying the Expedition 12 crew prepares to dock with the International Space Station in this image from television Monday, Oct. 3, 2005.  The crew Commander William McArthur and Flight Engineer Valery Tokarev are joined by American businessman Gregory Olsen, who will spend 10 days in space as part of a commercial contract with the Russian Federal Space Agency.  (AP Photo/NASA TV)
Foto: Pesawat Antariksa Kapsul Soyuz (AP Photo/NASA TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) bersama IBM mengembangkan model dasar Artificial Intelligence (AI). Teknologi tersebut diklaim lebih unggul dibandingkan yang sudah ada sebelumnya.

Model AI itu juga berbeda dengan yang beredar sekarang seperti Graphcast dan Fourcastnet. IBM mengatakan keduanya adalah emulator AI, yakni prediksi cuaca berdasarkan data yang dilatih.

Sementara teknologi buatan NASA dan IBM untuk mendukung aplikasi AI generatif. Model AI tersebut akan digunakan untuk aplikasi cuaca serta iklim, dikutip dari Engadget, Jumat (1/12/2023).

Kedua pihak berharap model AI nya bisa menjangkau lebih luas. Selain itu juga memiliki waktu inferensi lebih cepat dan data yang beragam dan besar.

Tingkat keakuratan perkiraan iklim juga ingin ditingkatkan oleh NASA dan IBM. Aplikasi model AI itu memiliki kemampuan untuk memprediksi fenomena meteorologi, menyimpulkan informasi beresolusi tinggi berdasarkan data dengan resolusi rendah.

Kemampaun lainnya adalah mampu mengidentifikasi kondisi dengan berbagai hal. Mulai dari turbulensi pesawat hingga kebakaran hutan.

Kerja sama NASA dan IBM ini bukanlah yang pertama. Mei lalu, keduanya juga pernah membuat model dasar lain yang pada akhirnya diikuti oleh model AI terbaru ini.

Saat itu, model dasar menggunakan data dari satelit NASA. IBM mengklaim kecerdasan geospasial yang digunakan terbesar pada platform terbuka Hugging Face.

IBM dan NASA menggunakannya untuk melacak dan visualisasi aktivitas penanaman serta pertumbuhan pohon di Kenya. Dengan model itu diharapkan dapat menanam lebih banyak pohon serta mengatasi kelangkaan air.


(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kiamat di Bumi, NASA Kasih Peringatan 30 Menit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular