
Bapak Chip Sedih, Minta Joe Biden dan Xi Jinping Akur

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang teknologi antara China dan Amerika Serikat (AS) membuat bapak chip Morris Chang buka suara. Menurutnya, apa yang terjadi sekarang membawa kemunduran untuk globalisasi.
Pencipta raksasa chip TSMC itu menjelaskan prioritas globalisasi seperti keamanan nasional dan kemajuan teknologi bisa terhambat karena perang tersebut. Dua negara tersebut disebut lebih memilih melakukan kompetisi dibandingkan bekerja sama.
Globalisasi, pria 91 tahun menyebutnya sebagai jembatan untuk ekonomi dunia agar dapat bergerak maju dengan membatasi batasan bisnis di tiap negara. Langkah ini perlu dilakukan dengan komitmen tidak saling membahayakan keamanan negara.
Dengan yang terjadi sekarang, dia mempertanyakan apakah bisa disebut sebagai globalisasi. "Kondisi saat ini apakah masih bisa dibilang sebagai globalisasi?," kata dia dalam sebuah forum bisnis di Taipei, dikutip dari Reuters, Rabu (1/11/2023).
Menurutnya, globalisasi telah memuncak pada 2010-an. Namun seiring berjalannya waktu terus mengalami pelambatan.
Ini juga tak lepas dari perananan China dan AS yang ingin memajukan industri chip setiap negara. Namun sayang langkah keduanya dibarengi dengan keinginan melemahkan satu sama lain.
Sebelumnya Chang juga pernah buka suara soal globalisasi. Kala itu, menurutnya globalisasi di industri chip telah mati.
TSMC sendiri merupakan perusahaan paling bernilai di Asia. Raksasa chip yang memproduksi untuk perusahaan seperti Apple itu dikatakan sebagai pelindung untuk ekonomi Taiwan.
Sementara itu, AS dan China terus melakukan segala hal agar dapat mengungguli satu sama lain. Termasuk dengan memblokir teknologi yang dihasilkan lawannya.
Misalnya AS memperluas pemblokiran teknologi untuk China. Pemerintah Xi Jinping juga mengumumkan akan melakukan pembatasan ekspor untuk sejumlah material metal dalam produksi semikonduktor di industri komunikasi dan pertahanan.
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bapak Chip Kasih Peringatan Soal Bahaya 'Perang' AS-China