Bapak Chip Kasih Peringatan Soal Bahaya 'Perang' AS-China

Redaksi, CNBC Indonesia
04 July 2023 15:20
Flags of U.S. and China are seen in this illustration picture taken August 2, 2022. REUTERS/Florence Lo/Illustration
Foto: REUTERS/FLORENCE LO

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China makin panas, utamanya di sektor semikonduktor. Terbaru, China mengatakan akan melakukan pembatasan ekspor untuk beberapa material metal yang digunakan dalam produksi semikonduktor pada industri komunikasi dan pertahanan.

Menanggapi perang yang berlarut-larut, pencipta raksasa chip terbesar dunia TSMC, Morris Chang, akhirnya buka suara. Pria berusia 91 tahun yang sudah pensiun tersebut mengatakan perang AS dan China membawa kemunduran bagi globalisasi.

Menurut dia, prioritas globalisasi seperti keamanan nasional dan kemajuan teknologi akan terhambat karena AS dan China lebih memilih kompetisi ketimbang kooperasi.

Lebih lanjut, ia mendefinisikan globalisasi sebagai jembatan bagi ekonomi dunia untuk bergerak maju dengan membasmi batasan bisnis di tiap negara. Tentu saja, hal ini perlu dibarengi dengan komitmen untuk tak saling membahayakan keamanan nasional.

"Kondisi saat ini apakah masih bisa dibilang sebagai globalisasi?," kata dia dalam sebuah forum bisnis di Taipei, dikutip dari Reuters, Selasa (4/7/2023).

Chang mengatakan globalisasi memuncak pada era 2010-an, lalu melambat selama beberapa tahun terakhir karena AS dan China berupaya memajukan industri chip masing-masing dengan melemahkan satu sama lain.

Sebelumnya, ia sesumbar bahwa globalisasi di industri chip sudah mati.

Diketahui, TSMC merupakan perusahaan paling bernilai di Asia yang digadang-gadang sebagai 'pelindung' ekonomi Taiwan. TSMC merupakan produsen chip premium untuk Apple dan beberapa produsen lainnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Jajah Amerika, Bukan Hanya TikTok yang Berkuasa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular