Heboh di Medsos, Bos AdaKami Ngaku Sudah Edukasi Pinjol
Jakarta, CNBC Indonesia - Layanan pinjaman online (pinjol) menjadi perbincangan hangat, lantaran viral kasus nasabah yang diduga bunuh diri setelah terlilit utang dan diteror oleh penagih (debt collector).
CEO AdaKami, Bernardino Moningka Vega, mengingatkan pentingnya edukasi terkait platform peer-to-peer (P2P) lending atau pinjol. Hal tersebut ia ungkap dalam tayangan Profit CNBC Indonesia, Jumat (22/9/2023).
"Butuh beberapa pendekatan untuk mengedukasi masyarakat. Pelaku industri, termasuk AdaKami harus konsisten dan nggak berhenti untuk memberikan literasi," kata dia.
Lebih lanjut, Bernardino mengatakan ada 3 metode pendekatan yang bisa dilakukan. Pertama, penyedia platform perlu memberikan informasi sejelas-jelasnya soal metode pinjaman online yang diberikan.
"Dari aplikasi AdaKami, ada 1 halaman yang mengatakan bahwa para peminjam harus memastikan bisa membayar kembali utang mereka," ia menuturkan.
Selain itu, Bernardino juga menyebut edukasi bisa diberikan melalui institusi seperti Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
"AFPI juga punya programnya sendiri yang memberikan edukasi ke masyarakat, bukan cuma di Jakarta tapi seluruh Indonesia," ia menjelaskan.
Terakhir, ia juga menilai pentingnya publikasi melalui iklan layanan masyarakat. Lagi-lagi, ini merupakan channel yang mudah dicerna agar para nasabah tak berutang secara berlebihan.
(fab/fab)