Sarang Cuci Duit, Bandar Kripto Bantu Maling Korea Utara

Redaksi, CNBC Indonesia
24 August 2023 17:10
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri bandar kripto Tornado Cash dikejar polisi. Roman Storm dan Roman Semenov dituduh mencuci uang senilai US$ 1 miliar, termasuk untuk tim hacker Korea Utara, Lazarus Group.

Storm ditangkap di negara bagian Washington, Amerika Serikat pada Rabu (23/8/2023) waktu setempat, sedangkan Semenov yang merupakan warga negara Rusia masih buron.

Menurut surat tuduhan yang dilayangkan ke pengadilan, Storm dan Semenov dituduh melanggar sanksi dan mencuci uang menggunakan Tornado Cash. Tornado Cash adalah platform "mixer" aset kripto, yang bisa digunakan untuk menukar satu aset kripto dengan lainnya tanpa meninggalkan jejak perpindahan kepemilikan.

"Kami menyikapinya seperti buronan lainnya. Kami bekerja sama dengan penegak hukum lainnya, di luar dan di dalam institusi kami, untuk mencari dan menangkap orang-orang ini," kata James Smith, asisten direktur di kantor FBI New York.

Pendiri ketiga Tornado Cash, Alexey Pertsev tidak disinggung dalam surat tuduhan. Pertsev saat ini sedang menunggu sidang di Amsterdam terkait Tornado Cash.

"Roman Storm dan Roman Semenov diduga mengoperasikan Tornado Cash dan dengan sadar memfasilitasi pencucian uang. Mereka mengaku kepada publik menyediakan layanan privat yang sangat canggih secara teknis. Namun, keduanya tahu bahwa mereka membantu hacker dan penipu untuk menyembunyikan hasil tindakan kriminal mereka," kata jaksa federal AS, Damien Williams.

Pemerintah AS juga menuduh Storm dan Semenov dengan sengaja tidak menerapkan program anti-pencucian uang dan know-your-customer sesuai hukum. Bahkan, mereka menarik pengguna dengan mempromosikan layanan finansial "yang tidak terlacak dan anonim."

Pengacara Storm, Brian Klein, menilai gugatan kepada Storm bisa berimplikasi kepada pengembang software lainnya yang hasil karyanya digunakan untuk tindak kriminal.

Lewat Tornado Cash, digunakan oleh pemilik aset kripto untuk menjaga privasi mereka. Dalam transaksi kripto, penjual yang menerima bayaran akan menerima informasi tentang dompet kripto milik pembeli, termasuk sejarah transaksi. Layanan "mixer" seperti Tornado Cash membuat informasi detail tersebut disembunyikan, termasuk sumber dana dan identitas pembeli.

Tornado Cash, menurut CNBC International, digunakan dalam beberapa kasus pencurian kripto pada 2022. Misalnya, pencurian token kripto senilai US$ 615 juta dari Ronin dan aksi pencurian US$ 100 juta dari Harmony. Kedua aksi tersebut dikaitkan dengan Lazarus Group, hacker yang didukung oleh pemerintah Korea Utara.

Menurut perusahaan analisis blockchain Elliptic, dana senilai US$ 1,5 miliar dari kejahatan ransomware, hacking, dan penipuan dicuci melalui Tornado Cash.

Bahkan, menurut Departemen Keuangan AS, Tornado Cash telah digunakan untuk mencuci dana senilai US$ 7 miliar sejak 2019.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CEO Mundur Dihabisi AS, Rp 15,63 Triliun Menguap dari Binance

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular