
Telkom Kini Perusahaan Teknologi, Ini Bocoran Strateginya

Jakarta, CNBC Indonesia - Telkom Indonesia kini fokus menjadi perusahaan digital telco. Untuk itu, Telkom punya strategi agar tujuan mereka tercapai, yakni dengan melakukan kolaborasi dengan perusahaan teknologi lainnya.
Direktur Group Business Development Telkom Indonesia Honesti Basyir mengatakan awalnya mereka berpikir semua harus berjalan serba organik, mulai dengan membangun bisnis dan investasi sendiri.
Namun, di saat baru melakukan investasi Telkom, perusahaan harus berpacu dengan kemajuan teknologi yang pesat. Akhirnya perusahaan memilih untuk mengambil strategi baru, yakni dengan menjalin kolaborasi.
"Kita harus kolaborasi, kita harus kerjasama dengan pemain-pemain teknologi, kita melakukan akuisisi, ini semua karena kita nggak punya experience. Lebih baik kita buy yang punya pengalaman," kata Honesti dalam CNBC Indonesia Tech Conference 2023, Selasa malam (22/8/2023).
Tapi dalam proses transformasi ini Telkom juga mengalami banyak tantangan. Honesti mengungkap bahwa Telkom mengalami jatuh bangun dalam melakukan kolaborasi dengan pemain teknologi lain.
Menurutnya banyak pemain teknologi yang mempertanyakan soal market dan bagaimana keberlanjutan kerjasama itu. Bahkan tak jarang Telkom 'dikibulin' perusahaan teknologi lain yang mereka ajak kerjasama.
"Mereka merasa market-nya gede nggak sih, ini bisa long term nggak sih, terus mereka juga mainin kita tuh bilang ada demand baru muncul lagi, oh ada update baru segala macem, nah ini nggak bener," jelas Mantan Dirut Bio Farma itu.
"Makanya saya bilang sama mereka kita ini mau besar sama-sama loh," imbuhnya.
Dari situ, ketika mereka menjalin kolaborasi satu hal yang perlu ditekankan adalah membangun kepercayaan antara kedua belah pihak.
Tantangan berbeda terjadi ketika mereka mengakuisisi suatu startup digital. Pertama adalah masalah budaya atau culture, di mana kedua pihak memiliki budaya perusahaan yang berbeda dan ketika digabungkan bisa terjadi gesekan.
"Kita beli satu perusahaan, pas gabung dengan kita eh culture-nya beda, nanti lama-lama owner nya ngga satu visi dengan kita, itu bahaya juga," ujarnya.
Perusahaan plat merah itu diketahui juga membuat modal ventura dan melakukan beberapa investasi besar di startup.
Dari sini, kata Honesti, Telkom belajar bagaimana membina startup dengan tidak bakar-bakar uang, jadi Telkom mencari startup yang sejalan dengan misi perusahaan.
"Startup company itu ya mereka akan besar kalau mereka juga bisa berkolaborasi dengan industri besar." pungkasnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Telkom soal Market Cap Rp 500 Triliun : Maunya Lebih!
