
Wow, Transformasi Peruri Ga Cuma Bisa Cetak Duit Lho!

Jakarta, CNBC Indonesia- Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) berhasil melakukan transformasi digital dalam mengikuti perkembangan zaman. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mencetak uang dan dokumen berharga lainnya ini tercatat telah melakukan transformasi digitalisasi selama lima tahun terakhir.
Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya menjelaskan proses transformasi digital di Peruri ditandai dengan era pembayaran notunai atau cashless. Sebab kata dia perusahaan ini tidak memiliki bisnis secara digital.
"Bagaimana kita dalam lima tahun ini kita melayani beberapa customer. Kita kan penugasan, ada dari Bank Indonesia, mungkin paspor, kemudian cukai, dan materai, tapi saat kita masuk era digital, kita memiliki 700 customer baru digital, 500 ribu bisnis digital," ungkap dia dalam CNBC Indonesia Tech Conference 2023, Selasa (22/8/2023).
Dwina memaparkan transformasi digital yang dilakukan Peruri bukan semata untuk bertahan dan mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, transformasi ini dilakukan dengan memanfaatkan bisnis yang belum dimiliki.
"Artinya nomor satu, harus yang paling tahu. Kita perusahaan cetak uang. Tapi bagaimana kita melihatnya. Kita nomor satu harus tahu value proportion bisnis. Bukan pindah bisnis. Tapi kompetensi yang relevan dengan era baru," ujarnya.
Dia menjelaskan setelah masuk ke era digital, fokus bisnis Peruri mengalami pergeseran. Di mana Peruri mulai menawarkan solusi mengenai produk penjaminan keaslian atau Certified Electronics dan otentisisasi.
"Strateginya memang tidak mudah buat Peruri. Masuk ke digital tidak mudah karena kompetitor kita di BUMN, tapi kita harus pakai bisnis model yang sesuai. Tidak bisa kita transformasi tapi model kita masih the past," ujar dia.
Lebih lanjut, dia menyebut transformasi digital turut menciptakan peluang baru sekaligus tantangan bagi korporasi. Dengan upaya ini, akan ada efisiensi dalam operasional bisnis sekaligus ada bisnis yang turut terdampak karena tak mampu melakukan adaptasi.
"Dengan era digital ada bisnis yang mati, terancam, ada yang bisa take advantage. Ada yang dengan era digital itu malah menciptakan peluang baru yang waktu belum ada digitalisasi itu belum ada peluang bisnisnya atau menciptakan pertumbuhan," tegas Dwina.
(dpu/dpu)
Next Article Tonton Menkominfo Bicara Data Murah, BTS, dan Startup, Now!