
RI Krisis, Butuh 90 Tahun Kejar Ketinggalan Talenta Digital

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia perlu 90 tahun untuk memenuhi kebutuhan talenta digital. Sebab, kemampuan menghasilkan talenta digital masih sekitar 50 ribu orang per tahun.
Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto, menjelaskan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara pernah menghitung dalam 10 tahun kebutuhan talenta digital mencapai 9 juta orang. Namun, pemenuhannya baru berkisar dari 30 ribu ke 60 ribu orang.
"Katakanlah 50 ribu untuk menghasilkan 9 juta talenta siber berarti kan butuh waktu 90 tahun," jelasnya dalam program Profit CNBC Indonesia, Jumat (11/8/2023).
Bukan hanya soal talenta digital, tapi Indonesia menghadapi banyak masalah untuk keamanan siber. Di antaranya terkait anggaran dan lemahnya adopsi teknologi.
Sumber masalah yang kedua disebabkan kurangnya talenta digital. Akibatnya, Indonesia masih bergantung pada teknologi yang ada di dunia saja.
"Itu masalah terberat untuk Indonesia hari ini," ungkap Andi.
Sementara, dari anggaran hanya mendapatkan total Rp 7 triliun. Padahal, anggaran tersebut digunakan untuk banyak lembaga dan kementerian, dari BSSN, Kementerian Kominfo, TNI dan Polri, hingga intelijen.
BSSN yang menjalankan tugas terbesar di bidang siber tidak mendapatkan porsi terbesar dalam anggaran. Bahkan hanya mendapatkan anggaran kurang dari Rp 1 triliun.
"Yang menjalankan fungsi terbesarnya adalah BSSN, tapi justru unit-unit ini memiliki anggaran terkecil sekitar Rp 700 miliar dari kebutuhan Rp 3 triliun," kata Andi.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BRI Buka Program IT Internship Bootcamp BRI, Catat Jadwalnya
