Startup Kecil Berani Usik Google, Nasibnya Berujung Tragis

Redaksi, CNBC Indonesia
27 July 2023 20:20
FILE - In this Monday, Nov. 5, 2018, file photo, a woman walks past the logo for Google at the China International Import Expo in Shanghai. Chinese tech giant Huawei is racing to develop replacements for Google apps. U.S. sanctions imposed on security grounds block Huawei from using YouTube and other popular Google
Foto: Google (AP Photo/Ng Han Guan, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekuatan dan kekuasaan Google memang sulit dilawan. Beberapa eks pegawai Google sempat ingin membuat pesaing layanan Search, namun berakhir miris.

Sridhar Ramaswamy pernah bekerja selama 15 tahun di Google. Ia adalah bos divisi iklan yang membawahi 10.000 karyawan. Seharusnya, ia sudah tahu seluk-beluk operasional Google.

Ia lantas mengundurkan diri pada 2018 lalu, bersama dengan Vivek Raghunathan yang merupakan bos YouTube. Bersama-sama, mereka mendirikan 'Neeva', startup mesin pencari yang berambisi mengalahkan Google Search.

Ketika produk prototipenya jadi, semua orang yang mencoba Neeva mengaku puas. Respons positif itu menambah optimisme Ramaswamy dan Raghunathan. Mereka pun mantap meluncurkan Neeva.

Sayangnya, baru empat tahun berdiri, Neeva akhirnya tutup. Nyatanya, tak segampang itu menggoyahkan kekuasaan Google yang sudah berdiri selama 20 tahun.

Mesin pencari adalah layanan internet yang kompleks. Mengandalkan sumber informasi dari internet, ada banyak hal yang harus dipikirkan.

Secara garis besar, mesin pencari bertugas untuk mengumpulkan database dari beragam sumber di internet atau disebut 'search index'. Lantas, sumber tersebut diberikan ke pengguna ketika mereka mencari sesuatu di kolom pencarian.

Namun, setiap tahapannya membutuhkan kompleksitas yang tinggi. Semuanya bersumbu pada 2 hal: uang dan waktu.

Dikutip dari TheVerge, Kamis (27/7/2023), semua orang sebenarnya bisa membangun database mereka sendiri dan membukanya untuk umum. Namun, kapasitas penyimpanan dan bandwidth yang dibutuhkan sangat besar.

"Bujet yang dibutuhkan bisa membuat bangkrut perusahaan," tertera pada laporan TheVerge.

Selain itu, ada harga pula yang dibutuhkan untuk membangun platform mesin pencari yang berkualitas. Di dalamnya ada kurasi konten, mekanisme bisnis dan iklan, user experience, dan masih banyak lagi.

Setiap langkah kecil dalam operasional mesin pencari, ada biaya yang perlu dikeluarkan, waktu yang harus diinvestasikan, serta energi dan buah pikiran yang harus terus-menerus dikerahkan.

Ketika membangun Neeva, Ramaswamy berpikir tentang satu hal. Ia menilai model bisnis Google adalah masalah besar. Cara Google menghimpun iklan, kata dia, membuat konten di dalam mesin pencari tak berkualitas.

Namun, ketika menjalankan sendiri bisnis mesin pencarinya, nyatanya Neeva tak bisa mengalahkan dinasti yang sudah dibangun Google selama 2 dekade.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Salah Gunakan Posisi, Google Didenda Hingga Rp 40 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular