
Harga Langganan Naik, Saham Spotify Langsung Jeblok

Jakarta, CNBC Indonesia - Spotify menaikkan harga langganan per bulan. Pengumumannya dilakukan sehari sebelum Spotify mengumumkan kinerja bisnisnya untuk Q2 2023.
Keputusan itu sepertinya tak direspons baik oleh para investor. Saham Spotify langsung anjlok lebih dari 12% menjadi US$ 144 pada Senin (24/7) sore waktu setempat.
Spotify mengumumkan kerugian mendekati US$ 330 juta sepanjang Q2 2023. Angka itu jauh lebih buruk ketimbang kerugian US$ 225 juta pada Q1 2023, dikutip dari Forbes, Rabu (26/7/2023).
Tren kerugian Spotify memang terus meningkat sejak beberapa kuartal terakhir. Pada Q2 tahun lalu, kerugiannya 'hanya' US$ 138 juta.
Kendati demikian, Spotify tetap meyakinkan investor bahwa bisnis mereka masih baik-baik saja. Pada laporan kinerjanya, Spotify menggarisbawahi pertumbuhan pengguna aktif bulanan (MAU) yang meningkat signifikan.
Selain itu, perusahaan juga mengklaim pengguna berlangganan tumbuh drastis pada Q2 2023.
Sebagai informasi, saham Spotify masih meningkat 80% tahun ini, meski angkanya turun hampir 60% jika dibandingkan dengan 2021 lalu. Kala itu, saham Spotify mencapai puncak dengan nilai US$ 370.
Pekan ini, Spotify kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$ 6 miliar. Valuasinya menjadi US$ 28 miliar atau berada di bawah HBO dan Warner Brothers Discovery.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Alasan Warga Pilih Spotify daripada Apple Music, Setuju?
