Ujung Dunia Ada di Mana, Simak Penjelasan Ahli

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
25 July 2023 16:00
A view from the edge of space is seen from Virgin Galactic's manned space tourism rocket plane SpaceShipTwo during a space test flight over Mojave, California, U.S. December 13, 2018. Virgin Galactic/Handout via REUTERS.  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO ARCHIVES, NO SALES.
Foto: Pemandangan dari tepi angkasa terlihat dari pesawat ruang angkasa pariwisata roket berawak Virgin Galactic, SpaceShipTwo, selama penerbangan uji antariksa di atas Mojave, California, AS, 13 Desember 2018. Virgin Galactic / Handout melalui REUTERS.

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia memang luas. Namun, ujungnya di mana? Ternyata, letak ujung dunia dan antariksa sudah lama terdeteksi oleh para ahli. Batasan itu disebut sebagai Garis Karman.

Garis Karman dinamai oleh Theodore von Karman, seorang fisikawan keturunan Amerika-Hungaria pada 1957. Dia merupakan orang pertama yang mencoba mendefinisikan batas antara bumi dengan antariksa.

Garis Karman bukan hanya berguna untuk mengetahui batas pesawat terbang. Lebih dari itu, garis pembatas ini juga membantu ilmuwan dan insinyur dalam meneliti bumi lewat pesawat antariksa dan satelit yang mengorbit.

"Garis Karman merupakan perkiraan wilayah yang menunjukkan ketinggian tertentu untuk satelit bisa mengorbit Bumi tanpa terbakar atau jatuh," jelas Katrina Bossert selaku fisikawan luar angkasa Arizona State University, dikutip dari Live Science, Selasa (25/12/2022).

Bossert menjelaskan ada berbagai faktor menentukan berapa banyak hambatan udara. Misalnya ukuran dan bentuk satelit.

Biasanya satelit yang berada di orbit rendah Bumi memiliki klasifikasi terbang dengan tinggi kurang dari 1.000 km.

Satelit yang berada di orbit rendah itu, kata Bossert, akan jatuh dalam beberapa tahun. Hal itu karena "ada tarikan dari atmosfer atas Bumi secara bertahap dan memperlambat kecepatan orbit".

Penjelasan lainnya datang dari Asisten Profesor Ilmu Atmosfer University of California, Matthew Igel. Menurut Dia garis itu didefinisikan dengan jarak 100 kilometer di atas bumi. Namun, bukan tidak mungkin ada yang mengorbit di bawah garis tersebut.

Menurut dia, ada kemungkinan sesuatu mengorbit Bumi pada ketinggian di bawah garis Karman, tetapi akan membutuhkan kecepatan orbit yang sangat tinggi yang akan sulit dipertahankan karena gesekan.

"Di sanalah letak perasaan yang harus dimiliki seseorang untuk garis Karman: Ini merupakan ambang batas imajiner namun praktis antara perjalanan udara dan perjalanan antariksa," jelasnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nyaris Sampai 'Ujung' Tata Surya, Pesawat NASA 'Putar Balik'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular