Bumi Masuk Era Baru, Ilmuwan Ungkap Nasib Manusia

Redaksi, CNBC Indonesia
12 July 2023 18:00
This view shows the augmented target docking adapter (ATDA) made from the Gemini 9 space capsule by astronauts Thomas Stafford and Eugene Cernan, June 3, 1966.  (AP Photo)
Foto: Pesawat Antariksa Kapsul Gemini 9 (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bumi diyakini telah memasuki era baru untuk pertama kalinya dalam 11.700 tahun. Hal itu ditandai dengan kemunculan zaman Antropesen atau titik ketika pengaruh manusia atas geologi planet tidak dapat dihilangkan (irreversible).

Setidaknya begitu hipotesa dari para ilmuwan yang sedang dikaji untuk pembuktiannya, dikutip dari FT, Rabu (12/7/2023).

Salah satu faktornya bisa dilihat dari sebuah danau kecil di daerah pinggiran Toronto, Kanada. Danau itu dijadikan referensi dalam pembuktian era baru oleh Kelompok Kerja Antropesen Internasional (AWG) yang terdiri dari ahli geologi dan ilmuwan sejarah.

Kelompok ini dibentuk pada tahun 2009 untuk mendefinisikan dan menetapkan era Antroposen di Bumi yang diperkirakan sudah berusia 4,6 miliar tahun.

Para ilmuwan yang terlibat mengatakan bahwa perubahan pada planet Bumi tidak dapat lagi dijelaskan tanpa mempertimbangkan aktivitas dan intervensi manusia. Dampaknya sudah terlihat sejak tahun 1950-an.

"Kita dapat melihat bahwa manusia pada dasarnya telah menciptakan planet Bumi baru di luar biosfer," kata Jürgen Renn, anggota ilmiah di Max Planck Institute for the History of Science.

"Jika kita benar-benar ingin memahami sistem Bumi, yang diperhatikan bukan cuma hidrosfer, atmosfer, dan biosfer, tetapi juga teknosfer manusia," katanya.

Konsep Antroposen pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia atmosfer pemenang Nobel Paul Crutzen pada tahun 2000. Konsep ini perlahan diterima di komunitas ilmiah.

Selama tiga tahun terakhir, kelompok kerja telah berusaha menemukan lokasi 'lonjakan emas', atau titik yang menentukan dimulainya era ekologis baru.

Untuk menguji apakah ada tanda-tanda Antroposen di planet ini, tim menilai dan memilih 12 lokasi potensial. Antara lain semenanjung Antartika, Teluk Beppu di Jepang, Gua Ernesto di Italia, Karang Flinders di Australia, dan Danau Crawford di Kanada.

Di semua situs, para peneliti mencari tanda-tanda buatan tangan manusia. Misalnya radionuklida buatan, partikel pembakaran, neobiota atau organisme buatan, polutan organik. Semuanya mengarah pada perubahan planet yang disebabkan oleh manusia. .

Danau Crawford menampilkan bukti paling banyak tentang perubahan spesies dan aktivitas manusia dari waktu ke waktu. Kedalamannya hampir 24 meter, sehingga materi yang tenggelam ke dasar danau dapat terawetkan dengan baik.

"Rekor di Danau Crawford mewakili perubahan yang menunjukkan kondisi sejak 1950 berbeda secara geologis dari era sebelumnya," kata anggota AWG Francine McCarthy.

Mereka juga mengamati bukti perubahan geologis yang cepat karena bahan bakar fosil, pupuk nitrogen, dan spesies baru. Hal ini mengindikasikan bahwa Antroposen mungkin telah dimulai pada tahun 1950-an.

Namun, peneliti mengatakan bahwa mendeklarasikan Era Antropesen dapat memicu aksi politik untuk membatasi dampak kemanusiaan di Bumi.

"Pengaruh manusia tak bisa dihindarkan, dan kita semua akan pindah ke zaman baru. Dampak manusia bersifat dinamins, bisa menciptakan kebaikan atau keburukan," kata ketua AWG Colin Waters, dari University of Leicester.

"Ada harapan dalam hal itu," ujarnya.

Sebelum memasuki Zaman Antropesen, Bumi diketahui berada di Zaman Holosen sejak berakhirnya Zaman Es.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bikin Kaget! Ada Orang Ga Pernah Kena Covid, Ini Kata Ilmuwan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular