
Hujan Berlian di Luar Angkasa Sukses Ditiru Ahli di Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia - Hujan berlian bukan lagi mitos belaka. Di planet Uranus dan Neptunus, fenomena ini terjadi secara rutin.
Peneliti di Jerman menunjukkan fenomena itu dengan plastik untuk mendemonstrasikan presipitasi pada kedua planet. Namun perlu diingat jika presipitasi berlian pada keduanya berbeda dengan hujan di Bumi.
Fisikawan HZDR Jerman dan penulis studi, Dominik Kraus menjelaskan tempat berlian terbentuk berada di bawah permukaan planet yang memiliki cairan panas dan padat. Secara perlahan tenggelam ke inti berbatu yang berada lebih dari 10 ribu kilometer, yang menjadi tempat lapisan besar berlian terbentang hingga ratusan kilometer.
Para peneliti mencoba meniru keadaan di kedua planet. Yakni dengan menemukan campuran yang diperlukan dari karbon, hidrogen, dan oksigen dengan sumber plastik PET.
Plastik sendiri berasal dari kemasan sehari-hari dan juga botol. Tim peneliti lalu mengubah laser optik bertenaga tinggi pada plastik di SLAC National Accelerator Laboratory California seperti dikutip dari Sciene Alert, Rabu (12/7/2023).
Menurut Kraus, kilatan sinar X sangat singkat dengan kecerahan luar biasa. Dari proses tersebut akan terlihat proses berlian nano berukuran kecil.
"Oksigen yang ada dalam jumlah besar di planet-planet itu benar membantu menyedot atom hidrogen dari karbon, jadi sebenarnya berlian lebih mudah terbentuknya," ungkapnya.
Namun penelitian hujan berlian, Science Alert mengatakan masih hipotesis. Penyebabnya karena data dan informasi soal Uranus dan Neptunus masih sangat sedikit.
Baru satu pesawat antariksa Voyager 2 NASA yang bisa sampai kedua planet. Data yang digunakan dari pesawat sejak 1980 masih digunakan hingga sekarang.
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NASA Temukan 'Bumi Super', Lebih Layak Huni untuk Manusia?