Warga AS Terbakar Trotoar & Air Selang, Ini Penjelasan Dokter

Redaksi, CNBC Indonesia
25 July 2023 08:10
Orang-orang melindungi diri dari matahari dengan payung saat mereka menyeberang jalan pada hari yang hangat di Singapura 15 Mei 2023. (REUTERS/Edgar Su)
Foto: Orang-orang melindungi diri dari matahari dengan payung saat mereka menyeberang jalan pada hari yang hangat di Singapura 15 Mei 2023. (REUTERS/EDGAR SU)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kota Phoenix di Amerika Serikat dilanda suku panas ekstrem. Saking panasnya belasan orang meninggal dunia karena sengatan panas, bahkan beberapa akibat luka bakar dari trotoar yang terpanggang.

Laporan media lokal menyatakan dalam sebulan terakhir suhu paling panas di wilayah Phoenix mencapai 43 derajat Celcius. Matahari yang menyengat membuat objek sehari-hari yang biasa disentuh manusia terpanggang, mulai dari gagang pintu hingga trotoar.

Saking panasnya penduduk setempat mengalami luka bakar tingkat tiga karena menyentuh menyentuh gagang pintu atau saat jatuh ke trotoar.

Pada 15 Juli, dilaporkan setidaknya 18 orang meninggal dunia karena cuaca panas di Phoenix menurut Departemen Kesehatan Masyarakat Kabupaten Maricopa. Sekitar 69 dugaan kematian akibat panas lainnya juga sedang diselidiki.

Mengutip CBC, Direktur Arizona Burn Center di Phoenix Kevin Foster mengatakan jenis luka bakar karena trotoar dan objek panas lain dua kali lipat dari yang biasanya terjadi selama musim paanas.

Karena suhu sangat panas dan sinar matahari langsung, Foster melihat banyak pasien yang jatuh ke beton, trotoar, aspal yang sangat panas sehingga menderita luka bakar yang parah.

Hal umum lainnya yang terlihat dan bisa menyebabkan kulit terbakar adalah gagang pintu, pelapis panas di mobil, dan berbagai benda di dalam kendaraan seperti setir, dasbor, hingga sabuk pengaman.

Bahkan, ada laporan warga yang menderita luka bakar dari air. Hal yang sering terjadi adalah warga tidak menyadari bahwa air yang tertinggal di dalam selang atau tempat penampungan di luar ruang sangat panas karena terpapar sinar matahari.

Saat keran dinyalakan dan langsung disemprotkan ke tubuh, air yang nyaris mendidih tersebut bisa membuat kulit terbakar. Saking panasnya matahari di Arizona, air yang dibiarkan mengalir pun akan tetap panas dalam waktu yang lama.

Pada musim panas yang terik di Arizona, aspal hitam bisa mencapai suhu 82 derajat Celcius pada siang hari, sedikit di bawah titik didih.

Menurut dia, tingkat luka bakar yang dialami hampir selalu luka bakar tingkat tiga. Semua pasien yang mengalaminya memerlukan perawatan di rumah sakit, seringkali ke unit perawatan intensif, dan hampir semuanya memerlukan operasi.

Foster mengatakan pihak berwenang sudah melakukan pekerjaan yang cukup baik dalam merawat para para korban. Mereka juga mengimbau warga untuk bekerja di tempat teduh sebanyak mungkin, sering beristirahat, dan terpapar ke tempat yang dingin, serta banyak minum air.

"Tapi saya pikir untuk tunawisma, itu masalah. Kami memang perlu menyediakan tempat berlindung yang lebih baik bagi orang-orang dan cara bagi orang-orang untuk keluar dari panas," kata Foster.

"Dan menurut saya sangat penting bagi orang-orang untuk tetap terhidrasi. [Perasaan tubuh] bisa menyesatkan di sini karena kelembapannya sangat rendah dan tidak terasa sepanas yang sebenarnya." imbuhnya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Salju Abadi Papua Lenyap, Temuan BMKG Bikin Ngeri!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular