Biaya Satelit Satria-1 Bengkak Rp 1,33 T, Kenapa Pak Mahfud?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Kamis, 15/06/2023 09:25 WIB
Foto: Pemandangan Bumi dari Luar Angkasa (Twitter/@Inspiration4)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina memiliki dampak hingga Indonesia. Salah satunya terkait biaya pengembangan Satelit Satria-1 yang membengkak hingga Rp 1,33 triliun.

Menurut Dirjen IKP Kementerian Kominfo, nilai awalnya US$ 450 juta meningkat menjadi US$ 540 juta. Penambahan biaya itu terkait angkutan satelit dari Eropa menuju Amerika Serikat (AS) yang harusnya diangkut pesawat kargo Ukraina, Antonov.

"Nilainya 540 juta dollar, ada peningkatan dari awal 450 juta dolar karena ada berbagai persoalan, seperti perang Rusia Ukraina," kata Usman ditemui di kantor Kominfo, Selasa (13/6/2023).


"Satelit inikan dirakit di Thales, mestinya diangkut Antonov, karena perang dan mungkin karena rusak jadi diangkut jalur darat sehingga memerlukan waktu sehingga dananya jadi meningkat".

Satelit Satria dibangun di Thales Alenia Space, Cannes, Perancis. Satelit akhirnya diangkut menuju tempat peluncuran di Florida menggunakan jalur laut pada 8 Mei 2023 lalu dan tiba dua minggu kemudian.

Satria direncanakan akan lepas landas pada 19 Juni 2023 waktu Indonesia. Satelit ini disediakan untuk menyambungkan sejumlah wilayah dengan akses internet.

"Prioritas utama penerima akses internet dari strata satu adalah sektor pendidikan, fasilitas kesehatan, kantor pemerintah daerah serta TNI dan Polri," kata Plt Menteri Kominfo, Mahfud MD dalam konferensi pers, Selasa.

Akan ada 150 ribu titik yang disambungkan melalui satelit dengan kapasitas 150 Gbps itu. Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail menjelaskan internet dapat dinikmati dalam bentu Wifi di sejumlah layanan publik.

Dia menambahkan jika satelit berada dalam titik layanan tetap. Wilayah yang dijangkau sebelumnya tidak tercakup jaringan seluler atau blank spot.


Saksikan video di bawah ini:

Video: Siap-Siap! Komdigi Berantas ISP Ilegal - Lelang Frekuensi 5G