SEC Bingung Domisili Binance Tak Jelas, CZ Buronan Amerika?
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi bursa dan surat berharga AS (SEC) sedang memburu CEO Binance Changpeng Zhao. Binance dan sang CEO yang dikenal dengan nama CZ dituduh melakukan penipuan besar-besaran.
Namun, lokasi CZ saat ini tidak jelas. Oleh karena itu, SEC meminta pengadilan di AS untuk diizinkan memanfaatkan "model alternatif" untuk memanggil CZ ke depan pengadilan.
Dalam dokumen yang diserahkan ke pengadilan pada 7 Juni lalu, SEC menjelaskan bahwa bukti yang mereka miliki menunjukkan model pemanggilan seperti biasa, yang mengharuskan orang yang dituntut hadir dan menandatangani surat panggilan, sulit dilakukan untuk CZ dan Binance.
"Binance dan Zhao bukan entitas dan individu asing biasa, karena mereka dikenal tidak setuju dengan keharusan memiliki markas atau domisili, apalagi memberikan informasi lokasinya, dan Zhao terkenal sangat rahasia soal lokasi dirinya," bunyi dokumen pengadilan yang dilihat oleh Cointelegraph.
Meskipun bakal kesulitan dalam mengirim surat panggilan pengadilan ke Zhao, CEO Binance tersebut tidak harus hadir di pengadilan untuk menjawab gugatan SEC. Namun, pengadilan biasanya tetap mengharuskan tindakan pemanggilan tertentu meski tergugat tidak wajib hadir di pengadilan.
SEC juga meminta agar CZ dan Binance menyediakan "akuntansi tersumpah", yaitu dokumen finansial legal.
Dalam gugatan, SEC menyatakan bahwa mereka masih belum bisa menelusuri seluruh aset Binance dan CZ, lokasi dana investor ditempatkan, atau status aset lain yang bisa digunakan di pengadilan.
Lokasi CZ sampai saat ini masih misterius. Pendiri Binance tersebut adalah warga negara Kanada yang lahir di China. Ia diketahui membeli rumah di Dubai pada 2021. Menurut juru bicara Binance, Dewi Mustajab, per 28 Maret 2023 CZ tinggal bergantian antara kediamannya di Dubai dan Prancis.
Buronan interpol dan penggelapan dana
Sementara itu dalam sebuah laporan beberapa waktu lalu, Zhao pernah jadi buronan interpol. Laporan tersebut berasal dari podcast UpOnly dengan pembawa acaranya Cobie atau Jordan Fish, yang menyebut Zhao menerima pemberitahuan Red Notice.
Dalam akun Twitternya, dia mengunggah tweet terenkripsi. Isinya adalah Red Notice Interpol untuk CZ', berdasarkan laporan Cryptoslate.
Tidak diketahui masalah apa yang menjerat Zhao. Namun saat itu secara bersamaan Binance dan Zhao dituding melanggar aturan soal pengaturan komoditas dan peraturan dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC).
Tetapi Binance membantah kabar tersebut. "Rumor ini tidak benar," kata juru bicara Binance kepada The Block.
SEC juga membongkar modus CZ dalam menggelapkan aset nasabah Binance di gugatan yang dikirim ke pengadilan. Aset senilai US$ 11 miliar (sekitar Rp 164 triliun) diketahui mengalir ke kas perusahaan milik CZ, Merit Peak.
Merit Peak adalah perusahaan perdagangan aset finansial yang berbasis di Seychelles, lokasi yang populer sebagai wilayah bebas pajak.
Aliran aset investor Binance ke Merit Peak terungkap dalam surat gugatan yang dilayangkan SEC ke pengadilan. Fakta ini, menurut Reuters, menjadi salah satu dasar SEC meminta pengadilan Amerika Serikat untuk membekukan aset Binance.
Sebelumnya, SEC telah melayangkan gugatan atas Binance dan CZ, dengan tuduhan penipuan. SEC menuduh Binance dan CZ menggunakan Merit Peak dan perusahaan perdagangan lain miliki Zhao, Sigma Chain, untuk mencampur aduk dana milik nasabah Binance kemudian menggunakan aset tersebut seenaknya.
Kelakuan CZ ini menimbulkan risiko ke aset milik pengguna Binance demi keuntungan Binance.
Binance merespons gugatan SEC dengan komitmen untuk habis-habisan melawannya di pengadilan. "Semua aset pengguna di Binance dan afiliasi Binance, termasuk Binance.US, aman," kata Binance.
Menurut SEC, aliran dana ke Merit Peak terjadi selama periode 2019-2021 dari Key Vision Development Ltd., yang dikendalikan oleh CZ. Aset senilai US$ 11 miliar yang dikirim dari Key Vision adalah bagian dari aset US$ 22 miliar milik Binance dan afiliasi Binance.
(dem/dem)