Sosok Kaisar Kripto Dunia yang Gila Kuasa & Dikejar Interpol

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
09 June 2023 06:55
Changpeng Zhao, Co-Founder & CEO, Binance. (Zed Jameson/Bloomberg via Getty Images)
Foto: Changpeng Zhao, Co-Founder & CEO, Binance. (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sosok Changpeng Zhao tengah jadi banyak jadi pembicara publik. Dia yang merupakan kaisar kripto itu terseret masalah penipuan bersama dengan perusahaannya, Binance.

Zhao dan Binance diduga mencampurkan uang nasabah dan mengalihkannya sesuka mereka. Keduanya juga dijerat dengan 13 pelanggaran Komisi Bursa dan Sekuritas Amerika Serikat (AS).

Sosok Zhao diketahui sebagai salah seorang terkuat di industri kripto. Namun juga penuh kontroversi.

Di Binance sendiri, pria kelahiran China cukup mendominasi perusahaannya sejak awal. Dia juga mencitrakan dirinya sebagai pemimpin berkomitmen pada kerahasiaan dan fokus dengan dominasi pasar.

Lingkaran petinggi perusahaan juga disebut cukup ketat. Kebanyakan dari mereka dilaporkan bekerja atau belajar di China.

Untuk terus bertahan, Zhao dilaporkan mengontrol perusahaan dengan ketat. Pria 46 tahun itu memiliki 70 entitas dan sebagian besar dikendalikan oleh dirinya sendiri.

Sementara itu dalam sebuah laporan beberapa waktu lalu, Zhao pernah jadi buronan interpol. Laporan tersebut berasal dari podcast UpOnly dengan pembawa acaranya Cobie atau Jordan Fish, yang menyebut Zhao menerima pemberitahuan Red Notice.

Dalam akun Twitternya, dia mengunggah tweet terenkripsi. Isinya adalah Red Notice Interpol untuk CZ', berdasarkan laporan Cryptoslate.

Tidak diketahui masalah apa yang menjerat Zhao. Namun saat itu secara bersamaan Binance dan Zhao dituding melanggar aturan soal pengaturan komoditas dan peraturan dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC).

Tetapi Binance membantah kabar tersebut. "Rumor ini tidak benar," kata juru bicara Binance kepada The Block.

Gelapkan aset Rp 164 triliun

Terakhir, otoritas bursa Amerika Serikat (SEC) membongkar modus CZ dalam menggelapkan aset nasabah Binance. Aset senilai US$ 11 miliar (sekitar Rp 164 triliun) diketahui mengalir ke kas perusahaan milik CZ, Merit Peak.

Merit Peak adalah perusahaan perdagangan aset finansial yang berbasis di Seychelles, lokasi yang populer sebagai wilayah bebas pajak.

Aliran aset investor Binance ke Merit Peak terungkap dalam surat gugatan yang dilayangkan SEC ke pengadilan. Fakta ini, menurut Reuters, menjadi salah satu dasar SEC meminta pengadilan Amerika Serikat untuk membekukan aset Binance.

Sebelumnya, SEC telah melayangkan gugatan atas Binance dan CZ, dengan tuduhan penipuan. SEC menuduh Binance dan CZ menggunakan Merit Peak dan perusahaan perdagangan lain miliki Zhao, Sigma Chain, untuk mencampur aduk dana milik nasabah Binance kemudian menggunakan aset tersebut seenaknya.

Kelakuan CZ ini menimbulkan risiko ke aset milik pengguna Binance demi keuntungan Binance.

Binance merespons gugatan SEC dengan komitmen untuk habis-habisan melawannya di pengadilan. "Semua aset pengguna di Binance dan afiliasi Binance, termasuk Binance.US, aman," kata Binance.

Menurut SEC, aliran dana ke Merit Peak terjadi selama periode 2019-2021 dari Key Vision Development Ltd., yang dikendalikan oleh CZ. Aset senilai US$ 11 miliar yang dikirim dari Key Vision adalah bagian dari aset US$ 22 miliar milik Binance dan afiliasi Binance.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandar Kripto Apes, Rp 187 Triliun Menguap dalam 2 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular