
Pasar HP Jeblok, Ini Alasan Warga RI Malas Beli Ponsel Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar smartphone Indonesia tidak begitu baik sejak beberapa kuartal terakhir. Laporan IDC di Q1 2023 menyebutkan permintaan HP ambles 11,9% secara tahun-ke-tahun YoY.
Unit HP yang dikirimkan menurun dari 8,9 juta pada 2021 menjadi hanya 7,9 juta.
Diskon dan promosi yang dilakukan vendor agaknya tak berhasil menarik minat masyarakat luas untuk beli HP baru. Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia mengatakan ada sejumlah faktor lain yang terjadi.
"Memang tidak dipungkiri kalau diskon merupakan salah satu cara yang bisa digunakan oleh vendor untuk mendorong penjualan mereka. Tapi perlu disadari bahwa keadaan pasar saat ini memiliki faktor-faktor yang lebih luas daripada interaksi vendor dengan konsumennya," jelas Vanessa kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Misalnya, faktor kegiatan masyarakat yang kembali normal pasca pandemi. Mereka mulai mengalihkan pengeluaran, bukan lagi membeli HP baru, namun untuk konsumsi di area lain.
"Kembalinya masyarakat melakukan kegiatan secara offline, membuat pengeluaran mereka di area lain akan meningkat," kata Vanessa.
Kendati begitu, HP premium yang dijual di atas US$600 (Rp 8,9 juta) tumbuh 71% berkat Samsung dan Apple.
Pertumbuhan pasar HP premium mengonfirmasi prediksi para analis tentang pergeseran tren di kalangan masyarakat. Menurut analis IDC, masyarakat makin hati-hati membelanjakan uangnya untuk HP, namun cenderung memilih produk mahal dengan kualitas mumpuni.
Tren ini membuat HP murah tertekan. Selama Q1 2023, segmen HP pada rentang harga kurang dari US$200 (sekitar RP 3 juta) dilaporkan mengalami penurunan 8% YoY.
Secara berurutan, 'Top 5' vendor HP di Indonesia dipegang oleh Samsung dengan pangsa pasar 24%, dilanjutkan Oppo (23,3%), Vivo (16.5%), Xiaomi (13,7%), serta Realme (10,8%).
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article HP Nggak Laku, Merek Ini Menyerah Jual Smartphone
