Muncul Fenomena Aneh di China, Anak Muda Ogah Kerja Kantoran
Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena aneh muncul di China, di mana, banyak anak-anak mudanya ogah kerja kantoran. Hal itu dimungkinkan karana merasa kecewa dengan pekerjaan yang dilakukan, karena perusahaan tidak mempekerjakan sesuai dengan pekerjaan atau hanya sekedar mengoperasikan komputer di atas meja.
Sebuah tagar yang diterjemahkan menjadi "pengalaman kerja fisik pertama saya" memiliki 30,3 juta bahasan di platform media sosial Xiaohongshu, di mana beberapa pengguna menggambarkan pekerjaan baru mereka sebagai "no-brainer".
Pekerjaan seperti itu termasuk menjadi manajer di restoran cepat saji, staf dan kru kebersihan, apa pun itu kecuali duduk di kantor.
"Ada banyak diskusi online di mana anak muda berbagi tentang bagaimana mereka melarikan diri dari pekerjaan kerah putih karena mereka tidak puas," kata Jia Miao, asisten profesor sosiologi di New York University Shanghai, dikutip dari CNBC Internasional, Sabtu (10/6/2023).
Wu Xiaogang, seorang profesor sosiologi dari universitas yang sama, menambahkan "Ini sangat tidak biasa. Jika Anda memiliki gelar sarjana, Anda seharusnya menjadi pekerja kerah putih."
Sebuah makalah yang ditulis bersama oleh Wu memperkirakan bahwa setidaknya seperempat lulusan perguruan tinggi di China menganggur. Beberapa dari mereka juga termasuk setengah pengangguran, di mana ketika orang berada dalam pekerjaan yang tidak mencerminkan keterampilan atau pelatihan mereka.
"Tidak bisa dipungkiri setelah Covid-19, saat ekonomi China pulih, banyak anak muda yang benar-benar kesulitan mencari pekerjaan. Beberapa dari mereka memilih untuk mencari pekerjaan buruh ringan untuk mencoba dan menghidupi diri mereka sendiri," kata Miao.
Lebih banyak lulusan perguruan tinggi menjadi "xiao bai ling" atau "kerah putih kecil" dalam bahasa China, kata Wu.
Miao menambahkan bahwa "kecil" mengacu tidak hanya pada usia pekerja tetapi juga peran mereka, biasanya merupakan pekerjaan kelas junior yang memerlukan sedikit pengambilan keputusan. Namun, "dehumanisasi" pekerja ini bukanlah hal baru, tambahnya.
"Ketika masyarakat kita beralih dari pertanian ke industrialisasi, dari pertanian ke pabrik, pekerjaan tidak membutuhkan kreativitas atau otonomi. Anda dibutuhkan dalam posisi tertentu untuk melakukan hal yang sama berulang kali,"katanya.
(pgr/pgr)