Hacker China Ngeri, AS Takut Pipa Minyak & Rel KA Diacak-acak
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan peringatan soal hacker China. Kelompok peretas yang diberikan nama Volt Typhoon, dinilai punya kemampuan untuk menyerang infrastruktur penting seperti pipa minyak dan gas atau sistem rel.
Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan ke beberapa negara pada Rabu. Mereka menyatakan aktivitas mata-mata siber China mengincar sasaran pemerintah dan militer di AS.
Pejabat pemerintah AS menyatakan mereka masih meneliti detail dari ancaman siber China. Badan Keamanan Siber AS (CISA) menyatakan mereka terus bekerja untuk memahami "sejauh apa potensi kebobolan dan dampaknya."
"Pemahaman ini akan meningkatkan kemampuan CISA untuk memberikan bantuan saat dibutuhkan dan mengerti taktik yang digunakan oleh musuh ini," kata Eric Goldstein, Wakil Direktur Eksekutif CISA kepada Reuters.
Goldstein menjelaskan strategi Volt Typhoon lebih senyap dari operasi mata-mata biasa. "Dalam hal ini musuh menggunakan kredensial resmi dan perangkat administrasi jaringan yang sah untuk mendapatkan akses dalam upaya melaksanakan serangan. Metode tradisional seperti antivirus, tak ada gunanya."
Volt Typhoon pertama kali diidentifikasi oleh analis dari Microsoft. Mereka menyatakan komplotan hacker ini "mampu mengganggu infrastruktur komunikasi yang penting antara AS dan Asia dalam krisis di masa depan."
Badan pemerintah AS kini sedang mendorong pengembangan praktik keamanan siber di perusahaan pengelola infrastruktur, sejak serangan siber ke Colonial Pipeline pada 2021, membuat pasokan BBM terganggu.
Microsoft menyatakan Volt Typhoon telah terdeteksi menyasar perusahaan infrastruktur di Guam, wilayah AS yang terletak di Samudra Pasifik. Komplotan itu menggunakan perangkat Fortiguard milik perusahaan keamanan Fortinet dalam aksinya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan bahwa peringatan yang dikeluarkan AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru adalah upaya mempromosikan aliansi intelijen mereka yang diberi nama Five Eyes.
Ia juga menyindir AS yang disebutnya sebagai negara yang banyak melakukan aksi peretasan. "Amerika Serikat adalah rajanya hacking," kata Mao.
(dem/dem)