
Makin Tegang, Hacker China Lempar 'Bom' ke Markas Militer AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekelompok hacker China yang disponsori negara dilaporkan tengah melempar serangan besar ke organisasi-organisasi penting Amerika Serikat. Hal tersebut diungkap Microsoft berdasarkan temuan barunya.
Para hacker China dikatakan menargetkan wilayah di Guam, yakni markas bagi fasilitas militer AS yang menjadi kunci untuk menanggapi setiap konflik di kawasan Asia-Pasifik.
Badan Keamanan Nasional AS (NSA) mengatakan sedang berkoordinasi dengan negara sekutu, termasuk Kanada, Selandia Baru, Australia, dan Inggris, serta Biro Investigasi Federal AS. Tujunnya untuk mengidentifikasi pelanggaran yang dilakukan kelompok hacker utusan Beijing.
Kasus ini menjadi salah satu kampanye spionase dunia maya terbesar yang diketahui melawan infrastruktur kritis AS, demikian dikutip dari TheGuardian, Kamis (25/5/2023).
"Oknum yang disponsori RRT [Republik Rakyat Tiongkok] hidup di bawah tanah, menggunakan jaringan khusus untuk menghindari sistem pertahanan kami dan tidak meninggalkan jejak," kata direktur keamanan siber NSA Rob Joyce, dalam sebuah pernyataan.
Teknik mata-mata "hidup di bawah tanah" seperti itu, lanjut dia, lebih sulit dideteksi karena mereka menggunakan kemampuan yang sudah dibangun di lingkungan infrastruktur kritis.
Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Microsoft mengatakan geng hacker China yang dijuluki "Volt Typhoon," telah aktif setidaknya sejak 2021 dan telah menargetkan sejumlah industri termasuk komunikasi, manufaktur, utilitas, transportasi, konstruksi, maritim, pemerintahan, teknologi informasi, dan pendidikan.
Berbeda dengan teknik peretasan tradisional yang sering menipu korban untuk mengunduh file berbahaya, Microsoft mengatakan grup ini menginfeksi sistem korban yang ada untuk menemukan informasi dan mengekstrak data.
Analis menilai dengan "keyakinan level sedang" bahwa China sedang mengembangkan kemampuan yang dapat mengganggu infrastruktur komunikasi penting antara AS dan kawasan Asia selama krisis di masa mendatang.
Badan keamanan siber Kanada secara terpisah mengatakan belum ada laporan tentang korban peretasan di Kanada.
"Namun, ekonomi barat sangat saling berhubungan," tambahnya. "Sebagian besar infrastruktur kami terintegrasi erat dan serangan terhadap satu infrastruktur dapat berdampak pada yang lain."
Inggris juga memperingatkan teknik yang digunakan oleh kelompok hacker China di jaringan AS dapat diterapkan di seluruh dunia.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hacker China Ngeri, AS Takut Pipa Minyak & Rel KA Diacak-acak