Pemilik Shopee Ganti Tisu WC Karyawan demi Cetak Untung

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
22 May 2023 09:35
Ilustrasi Tisu Toilet. (Dok. Pexel)
Foto: Ilustrasi Tisu Toilet. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penghematan besar-besaran dilakukan oleh perusahaan induk Shopee, Sea Limited. Atas usahanya tersebut, mereka kembali sukses mencetak laba pada kuartal I/2023.

Penghematan yang perusahaan lakukan cukup ketat, mulai dari biaya tiket pesawat hingga tisu yang dipakai di toilet.

CEO dan Komisaris Utama Sea Limited, Forrest Li, menyatakan laba yang dicetak pada Januari-Maret 2023 adalah buah dari upaya perusahaan untuk melakukan lebih dengan sumber daya yang lebih sedikit.

Sea Limited adalah induk usaha dari perusahaan e-commerce Shopee dan perusahaan gim Garena. Selain itu, Sea memiliki unit bisnis fintech yang antara lain menaungi ShopeePay. Sea juga merupakan pemegang saham kendali di SeaBank, bank digital di Indonesia.

Forrest LiFoto: Forrest Li (Reuters/Brendan McDermid)
Forrest Li

"Di seluruh bidang bisnis, kami fokus menggenjot efisiensi operasi dan meningkatkan pengalaman pengguna," kata Forres dalam siaran pers kinerja kuartal I/2023 Sea Limited, dikutip Senin(22/5/2023).

Sea melaporkan pendapatan US$ 3 miliar pada kuartal I/2023, naik 4,9 persen secara tahunan dan laba bersih US$ 87,3 juta dibanding kerugian US$ 580,1 juta pada kuartal I/2022.

Ini adalah laba kedua yang dilaporkan Sea, setelah berhasil mencatatkan laba perdana senilai US$ 427 juta pada akhir tahun 2022. Laba tersebut adalah yang pertama sejak perusahaan berdiri 14 tahun yang lalu.

Kami memperhatikan tiap dolar, tiap senForrest Li, CEO Sea Ltd

Dalam wawancara yang dikutip oleh Straits Times, Li mengungkapkan upaya efisiensi besar-besaran di Shopee dan Garena. Selain efisiensi dalam bentuk PHK 7.500 orang, seluruh petinggi perusahaan memutuskan untuk tidak menerima gaji. Sea Limited juga memangkas biaya operasional hingga hal yang terkecil.

Menurut Business Times, Sea melarang tiket kelas bisnis untuk perjalanan dinas. Semua orang, termasuk para bos, harus terbang di kursi kelas ekonomi. Uang saku perjalanan dinas dibatasi senilai US$ 30 (sekitar Rp 450.000) untuk pengeluaran makan dan US$ 150 (sekitar Rp 2,24 juta) per malam untuk kamar hotel.

Kantor Sea Limited juga tidak lagi menyediakan kudapan untuk pegawainya dan mengganti kantong teh merek premium TWG dengan Lipton. Bahkan, perusahaan mengganti tisu WC dua lapis menjadi tisu WC satu lapis.

"Kami memperhatikan tiap dolar, tiap sen. Anda bisa memiliki mimpi dan ambisi yang besar, tetapi apakah buat apa jika tidak bisa bertahan. Anda selalu punya suara di kepala Anda yang menyatakan kami bisa kehabisan uang," kata Li.

Li menyatakan efisiensi adalah strategi jangka panjang perusahaan. "Kami akan terus menekan biaya. Bukan hanya untuk selamat tetapi agar bisnis bisa berjalan lebih efisien. Ini adalah 'mode' jangka panjang untuk kami."


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Shopee Ketahuan Punya Rumah Baru, Kapan Belinya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular