
Beda sama Anies, Bos Startup: Mobil Listrik Harus Banyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan kendaraan listrik di Jakarta belum banyak dan akhirnya belum berdampak pada kualitas udara. Hal tersebut diungkap Co-Founder & Chief Growth Officer NAFAS Indonesia, Piotr Jakubowski.
Dia membandingkan dengan kota Shenzhen, China. Di sana penggunaan kendaraan listrik seperti bus sudah lebih masif.
"Misalnya di kota Shenzen, semua bus dan taksi sudah elektrik. Jumlah busnya lebih dari 30 ribu dan elektrik," jelasnya, dalam Profit CNBC Indonesia, Kamis (11/5/2023).
Piotr melanjutkan, "kalau kita sudah masuk ke angka seperti itu mungkin sudah bisa melihat apakah kualitas udara membaik atau enggak".
Dukung Mobil Listrik Lebih Murah
Selain itu, dia juga mendorong harga mobil dan motor listrik yang lebih murah. Dengan harga yang terjangkau, masyarakat bisa memilih pilihan dibandingkan dengan kendaraan biasa.
"Salah satu hal penting adalah mobil dan motor listrik lebih affordable. Salah satu pernah saya sebutkan, mobil listrik bisa ada seharga avanza bakal semua yang beli Avanza sudah ada pilihan. Apakah mereka akan beralih? itu pertanyaan yang lain," kata Piotr.
Sebelumnya, calon presiden RI, Anies Baswedan mengkritik soal kendaraan listrik di Tanah Air. Yakni terkait subsidi yang dinilainya tidak tepat sasaran.
Menurutnya, masyarakat yang mendapatkan subsidi tersebut merupakan golongan mampu dan tidak butuh subsidi. Anies juga mencontohkan pengalamnannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, di mana subsidi yang tidak tepat sasaran membuat kemacetan di jalanan semakin bertambah.
"Ditambah lagi pengalaman kami di Jakarta, ketika kendaraan pribadi berbasis listrik dia tidak menggantikan mobil yang ada di garasinya, dia akan menambah mobil di jalanan menambah kemacetan di jalanan," kata Anies.
(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Mobil Patungan Sony-Honda, Canggih & Ganteng