Neraka Dunia, UN Warning Cuaca Panas Makin Ganas 2024

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Minggu, 07/05/2023 17:15 WIB
Foto: AFP/-

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan peringatan tentang kemungkinan fenomena cuaca El Niño yang akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang. Fenomena ini nantinya memicu suhu global yang lebih tinggi dan kemungkinan mencatat rekor panas baru.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB memperkirakan ada kemungkinan sebesar 60% bahwa El Niño akan berkembang pada akhir Juli dan 80% kemungkinan bakal terjadi di akhir September.

"(Peristiwa) ini akan mengubah pola cuaca dan iklim di seluruh dunia," kata kepala divisi layanan prediksi iklim regional Organisasi Meteorologi Dunia Wilfran Moufouma Okia, dikutip dari ScienceAlert, Minggu (7/5/2023).


Sebagaimana diketahui El Niño, yang merupakan pola iklim alami biasanya dikaitkan dengan peningkatan panas di seluruh dunia. Pada 2018-2019 fenomena ini terjadi dengan disertai kekeringan di beberapa bagian dunia dan hujan lebat di tempat lain.

Namun sejak 2020, dunia telah dilanda La Niña yang sangat panjang-kebalikan dari pendinginan El Niño-yang berakhir awal 2023 dan beralih ke kondisi netral saat ini.

Okia menyebut karena efek El Nino pada suhu global biasanya muncul setahun setelah muncul, dampaknya kemungkinan besar akan terlihat pada 2024.

"Kami memperkirakan dalam dua tahun mendatang akan terjadi peningkatan suhu global yang serius," kata Okia.

Lebih lanjut, WMO PBB mencatat cuaca selama delapan tahun terakhir adalah yang terhangat meskipun efek pendinginan La Niña berlangsung hampir setengah dari periode itu. Kepala WMO Petteri Taalas menambahkan, tanpa fenomena cuaca tersebut, situasi pemanasan bisa menjadi lebih buruk.

"La Niña bertindak sebagai rem sementara pada kenaikan suhu global. Sekarang, dunia harus bersiap menghadapi perkembangan El Nino," lanjut dia.

Dia juga memperkirakan bahwa kedatangan yang diharapkan dari pola iklim pemanasan akan menyebabkan lonjakan baru dalam pemanasan global dan meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu. Pada tahap ini, tidak ada indikasi kekuatan atau durasi El Nino yang mengancam.

"Yang terakhir dianggap sangat lemah, tetapi yang sebelumnya, antara 2014 dan 2016, dianggap sebagai yang terkuat, dengan konsekuensi yang mengerikan.

"WMO menunjukkan bahwa 2016 adalah tahun terhangat yang tercatat karena 'pukulan ganda' dari peristiwa El Niño yang sangat kuat dan pemanasan akibat gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia," ungkap Petteri.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center