
Perang 5 Raksasa Teknologi Berebut Jadi Raja Baru Internet

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi kini tengah bertarung untuk jadi raja baru internet. Mereka adu teknologi untuk menjadi yang terdepan di bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Ini semua karena hadirnya ChatGPT, sebuah layanan chatbot berbasis AI besutan OpenAI yang belakangan menggebrak dunia teknologi.
ChatGPT sendiri baru meluncur pada akhir 2022 lalu, lantas sudah memecahkan rekor dari segi pengguna aktif. Dalam kurun waktu 2 bulan, ChatGPT memilik 100 juta pengguna aktif.
Tak heran jika pemain lama seperti Google, Microsoft, dkk merasa terancam dengan kehadiran ChatGPT.
Mereka pun berbondong-bondong mengerahkan sumber daya mereka untuk bersaing melawan ChatGPT. Berikut 5 di antaranya, dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (15/2/2023).
Microsoft dan Prometheus
Microsoft beberapa saat lalu menyatakan bahwa mereka akan mengintegrasikan teknologi ChatGPT ke dalam software-nya, seperti Word, Excel, dan layanan pencarian Bing.
Ini bukanlah hal mengejutkan. Pasalnya, Microsoft merupakan salah satu perusahaan pertama yang menanam modal di OpenAI untuk membangun ChatGPT.
Beberapa jurnalis sudah diberi kesempatan untuk menjajal teknologi AI terbaru Microsoft yang dinamai 'Prometheus', sebelum dirilis untuk publik. Menurut jurnalis Semafor, "Microsoft mencoba mengorientasi kembali layanannya di tengah badai AI yang menghebohkan dunia".
Google Bard
Google merasa "terancam" dengan kehadiran CHatGPT. Tak heran raksasa mesin pencari yang satu ini buru-buru membuat pesaing ChatGPT yang dinamai 'Bard'.
Saat dikenalkan pekan lalu, Bard masih menunjukkan informasi yang tak akurat. Hal ini sontak memicu kritik dari banyak orang, bahkan dari karyawan Google sendiri. Ke depan, Google diharapkan bisa lebih fokus dan menggarap produk AI-nya dengan lebih hati-hati.
Opera Shorten
Salah satu perusahaan teknologi yang paling baru mengumumkan bakal punya chatbot seperti ChatGPT adalah opera. Layanan browser ini mengatakan akan menambahkan sidebar untuk menyematkan tool berbasis AI.
Dalam demo yang dipamerkan, fitur Opera bernama 'shorten' tersebut mampu memberikan ringkasan dari sebuah topik untuk memudahkan pengguna mempelajari informasi tertentu dengan lebih cepat dan ringkas.
"Kami sangat senang melihat banyaknya program pengembangan seperti Google Bard. Kami juga akan membangun dan memberikan pengalaman baru bagi pengguna untuk browsing dalam waktu dekat," kata Kepala Kemitraan Strategis dan Ekosistem AI Opera, Per Wetterdal, dikutip dari The Verge.
Baidu Ernie
Bukan cuma raksasa teknologi Amerika Serikat saja yang ketar-ketir karena kehadiran ChatGPT. Baidu, raksasa yang kerap disebut Google-nya China, turut meramaikan perang AI.
Baidu tengah mengembangkan chatbot yang dinamai 'Ernie Bot' atau dalam Bahasa China disebut 'Wenxin Yiyan". Baidu sesumbar AI ini berbasis dari teknologi mereka yang sebenarnya sudah diperkenalkan sejak 2019 lalu.
Google ala Tirai Bambu ini mengatakan pengujian internal akan kelar di Maret mendatang. Harga saham Baidu langsung melambung tinggi setelah pengumuman ini dibuat.
Alibaba and JD.com
Dua raksasa e-commerce asal China, Alibaba dan JD.com juga mengatakan bakal menyematkan teknologi serupa ChatGPT di layanan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa bukan cuma industri mesin pencari yang geger, tetapi toko online pun ikut yakin bahwa AI adalah masa depan.
Saat ini, Alibaba dan JD.com sesumbar tengah mengembangkan chatbot mereka. Sebelumnya, JD.com telah menutup layanannya di Thailand dan Indonesia karena alasan efisiensi
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Buat Tiruan ChatGPT, Google Bisa Tambah Panik!