Gempa Dahsyat Turki Sudah Diprediksi 3 Hari Sebelumnya?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
07 February 2023 10:20
Foto udara menunjukkan bangunan yang rusak dan runtuh setelah gempa bumi di Kahramanmaras, Turki 6 Februari 2023. (via REUTERS/IHLAS NEWS AGENCY (IHA)
Foto: Foto udara menunjukkan bangunan yang rusak dan runtuh setelah gempa bumi di Kahramanmaras, Turki 6 Februari 2023. (via REUTERS/IHLAS NEWS AGENCY (IHA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang peneliti menyebutkan gempa bisa diprediksi dengan tepat tempat bahkan besarannya. Hal tersebut bisa terlihat dari gerakan benda-benda di luar angkasa.

Peneliti itu bernama Frank Hoogerbeets yang menuliskan bekerja untuk SSGEOS. Namanya jadi perbincangan saat bisa memprediksi dengan tepat lokasi dan besaran gempa yang mengguncang Turki.

"Cepat atau lambat akan ada gempa M 7,5 di wilayah ini (Turki tengah-selatan, Yordania, Suriah, dan Lebanon)," tweet Hoogerbeets pada 3 Februari 2023 lalu.

Pada Senin (6/2/2023), nyatanya memang terjadi gempa bumi besar di Turki hingga terasa di Eropa. Besaran gempa lebih besar dibandingkan yang diprediksi, yakni M 7,8.

Tak berselang lama dari kejadian, Hoogerbeets kembali mengunggah tweet. Dia menyatakan jika gempa terdapat geometri planet.

"Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat akan terjadi wilayah ini. Mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi didului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang dialami pada 4-5 Februari," tulisnya.

SSGEOS, tempat dia bekerja, menuliskan di bio Twitter sebagai lembaga penelitian yang memantau geometri antar benda langit terkait aktivitas seismik.

Dalam laman resminya, lembaga itu menyatakan tidak setuju dengan syarat penentuan gempa yang terdiri dari tanggal dan waktu, lokasi, dan besarannya. Mereka menyamankannya dengan ramalan cuaca yang diperbolehkan ada probabilitas.

"Fokus kami pada gempa dengan magnitudo 6 dan lebih besar, karena gempa bumi dalam kategori ini cenderung lebih sering terjadi saat planet mencapai posisi tertentu di tata surya, yang menjelaskan pengelompokkan pada gempa bumi besar dalam suatu waktu tertentu," tulis lembaga itu.

Pada 2019 lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pernah mengunggah tulisan berjudul "BMKG : Gempa Bumi Belum Dapat Diprediksi, Jangan Termakan Isu". Tulisan ini terkait kabar gempa besar dengan kekuatan M 9,0 setelah gempa Banten M6,9.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan jika tidak ada yang bisa memprediksi soal gempa. Termasuk masih sulit mengetahui pengaruh proses lanjutan secara kuantitatif penjalaran stress di zona gempa.

"Isu yang berkembang tersebut tidak benar, karena peristiwa gempa bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapapun: kapan, di mana, dan berapa kekuatannya," kata Rahmat.

"Gempa bumi terjadi akibat deformasi batuan yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa yang sebelumnya mengalami akumulasi medan tegangan (stress) di zona tersebut, pengaruh penjalaran stress untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui."

Secara teori yang berkembang, gempa bumi utama bisa membangkitkan atau memicu aftershocks. Namun masih sulit memperkirakan gempa besar misalnya beberapa kejadian dalam waktu dan lokasi berdekatan.

"Teori yang berkembang saat ini baru dapat menjelaskan bahwa sebuah gempa bumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks dan masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya seperti beberapa kasus gempa bumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempa bumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan), dan seterusnya," ungkapnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular