Perusahaan Belanda Mau Ciptakan Bayi Manusia di Luar Angkasa

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
06 February 2023 09:35
Pemandangan Bumi dari Luar Angkasa (Twitter/@Inspiration4)
Foto: Pemandangan Bumi dari Luar Angkasa (Twitter/@Inspiration4)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan Belanda dan peneliti Inggris merencanakan menciptakan bayi manusia di luar angkasa. Mereka akan melakukannya dengan menggunakan IVF di orbit.

Uji coba tersebut dilakukan sejumlah ilmuwan Inggris dan perusahaan Belanda bernama Spaceborn United. Mereka akan membuat inseminasi buatan di bio-satelit yang mengorbit.

Pada tahap paling awal, penelitian ini akan menggunakan sperma dan sel telur dari tikus. Penerbangan uji coba pertama itu akan dilakukan di atas Kanada. Rencananya dilakukan dalam tiga bulan lagi.

Tujuan akhirnya adalah penggunaan teknik IVF di orbit. Jika sukses, ini bisa menjadi teknik untuk menunjang ambisi pembangunan koloni manusia di planet lain.

"Tujuannya adalah agar manusia dapat bereproduksi di luar planet dengan cara alami," kata Egbert Edelbroek dari Spaceborn, dikutip dari Star Daily, Senin (6/2/2023).

"Namun untuk mencapainya dengan cara yang paling etis dan optimal secara medis, kita perlu mempelajarinya dengan teknologi produksi bantuan".

Sementara itu, kelahiran bayi pertama di luar angkasa juga sudah jadi perbincangan beberapa tahun lalu. Pada 2019, Edelbroek pernah mengatakan bayi tersebut bisa lahir dalam 12 tahun ke depan.

Dalam Kongres Sains dan Luar Angkasa pertama Asgardia the Space Nation di Jerman, dia menjelaskan kemungkinan hal tersebut bisa terjadi pada 2031. "Hanya mungkin untuk saat ini, di Lower Earth Orbit (LEO atau Orbit Bumi Bawah) dan itu hanya mungkin berkat prosedur seleksi yang sangat teliti," jelasnya.

Pada kesempatan itu juga dijelaskan syarat untuk peserta ibu hamil dan tenaga media. Termasuk memiliki pengalaman dua kelahiran yang sempurna dan ketahanan radiasi alami yang tinggi.

"Anda bisa menginduksi proses persalinan seperti yang mereka lakukan di klinik IVF setiap hari," kata Edelbroek.

Dia tak menutup kemungkinan ada masalah dalam perencanaan. Termasuk terkait cuaca atau adanya penundaan peluncuran.

Menurutnya penelitian itu tak bisa hanya dilakukan dengan satu wanita hamil. Dia mengatakan kemungkinan tim peneliti membutuhkan 30 peserta.

"Namun para ahli yang bekerja dengan kami percaya, dan saya percaya, bahwa ini mungkin terjadi pada tingkat risiko yang lebih rendah dari rata-rata pengiriman gaya Barat di Bumi," ungkapnya.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bumi Terima Sinyal dari Ujung Antariksa, Apa Isinya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular