Bisnis GoFood-GrabFood Ternyata Untungnya Cuma Segini, Tipis!

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
19 January 2023 12:20
Puluhan ojol berkerumun untuk membeli promo BTS Meal di gerai McDonald's Mampang, Rabu (9/6/2021). Menu Mcdonald's yang berkolaborasi dengan BTS Meal dijual hari ini pukul 11.00 WIB. Pantauan CNBC Indonesia di MC Donald Mampang sejumlah petugas Satpol PP Satgas Covid-19 di lokasi mencoba berbicara kepada manager MC Donald. Karena ramainya ojol Drive thru di mampang ditiadakan Ternyata di sejumlah Mcdonald's terlihat antrian para driver ojek online yang mendapatkan pesanan masyarakat untuk BTS Meal tersebut. Nama BTS Meal dan BTSxMcD menduduki peringkat satu dan kedua Trending Topik Twitter Indonesia. Masing-masing telah dipenuhi sebanyak 52.900 tweet dan 12.200 tweet. Selain itu ada juga yang mengabarkan jika aplikasi ojek online ditutup. Serta outlet McDonald's dikabarkan penuh untuk memesan BTS Meal. Salah satu driver ojol mengatakan pada CNBC Indonesia bahwa ia sudah menunggu sejak pukul 11 hingga pukul 1.30 makanan belum juga bisa diambil. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah ojol berkerumun untuk membeli promo BTS Meal di gerai McDonald's Mampang, Rabu (9/6/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis pesan antar makanan berbasis aplikasi digital sejenis GoFood dan GrabFood rupanya punya untung tipis. Hal ini tergambar dari laporan finansial Meituan.

Meituan perusahaan pesan antar makanan asal China, bisa menjadi contoh perusahaan yang paling efisien. Alasannya, antara lain, saham perusahaan telah diperdagangkan di bursa Hong Kong. Selain itu, Meituan memiliki armada pengiriman sendiri.

Menurut laporan Momentum Works bertajuk Food Delivery Platforms in Southeast Asia (SEA) Meituan hanya membukukan margin operasi 6%.

Per laporan keuangan 2021, 56% dari sumber pendapatan Meituan berasal dari fee yang dikutip dari konsumen dan pedagang. Sebanyak 30% adalah komisi dari pedagang, sedangkan 14% sisanya berasal dari iklan dan pendapatan lain.

Dari seluruh pendapatan tersebut, 71%-nya digunakan untuk biaya pengirim makanan dam 23% berupa biaya pemasaran dan akusisi.

Hasilnya, margin operasional Metiuan hanya 6%. Ini belum termasuk biaya overhead dan biaya yang dihabiskan oleh kantor pusat.

Tentunya, biaya kantor pusat perusahaan yang menyediakan aplikasi digital seperti Meituan, sangat signifikan. Biaya gaji pengembang aplikasi dan bidang teknologi informasi lainnya tentu tinggi, apalagi upah untuk para eksekutif perusahaan teknologi.

Margin yang tipis mendorong perusahaan pesan antar makanan di Asia Tenggara untuk melakukan optimasi biaya dan ekspansi sumber pendapatan lain untuk mencapai atau meningkatkan profitabilitas.

Di Asia Tenggara sendiri, pelaku industri memiliki perkiraan bahwa margin operasi pengiriman makanan jangka panjang akan menjadi sekitar 5-8 persen. Angka ini termasuk dari pendapatan iklan, tapi tidak termasuk biaya operasional kantor pusat dan biaya overhead.

Dengan meningkatnya tekanan dari pasar modal, pemain di bidang pengiriman makanan telah mencoba untuk meningkatkan profitabilitas dengan berbagai cara. Salah satunya optimalisasi biaya dengan memotong biaya subsidi, serta efisiensi biaya operasional.

Pemotongan subsidi dan insentif merupakan tindakan nyata bagi sebuah platform untuk meningkatkan margin. Dalam lingkungan yang kompetitif, ini mungkin sulit dicapai karena pemotongan sepihak bisa menghasilkan pangsa pasar untuk pesaing baru.

Pada tahun 2022, pemotongan insentif menjadi industri yang luas. Platform terkenal terbukti mampu mengurangi itu, tanpa terlalu khawatir tentang kehilangan pangsa pasar.

Para pemain di bidang ini, juga disebut melebarkan sayap dengan mencari pendapatan tambahan. Misalnya dengan iklan, berlangganan dan merilis layanan keuangan.

Adapun profitabilitas operator pengiriman makanan tergantung pada volume, densitas dan efisiensi operasional.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Gojek Disalip Grab di Kandang Sendiri, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular