Kudeta Tetangga RI-Intip Menteri Jokowi, Israel di Mana-Mana

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
19 January 2023 08:25
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto Dalam Acara Rakornas Kepala Daerah dan FORKOPIMDA Tahun 2023.
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto Dalam Acara Rakornas Kepala Daerah dan FORKOPIMDA Tahun 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Spyware milik perusahaan asal Israel disebut punya peran di balik kudeta Myanmar. Bukan hanya itu sistem dari perusahaan lain negara itu juga dilaporkan melakukan peretasan pada banyak pejabat asal Indonesia

Upaya peretasan itu, menurut laporan Reuters beberapa waktu lalu, terjadi pada Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto. Selain itu sasaran lainnya adalah pejabat TNI, diplomat dan penasihat di kementerian yang dipimpin Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang jadi sasaran hacker.

Pihak Kementerian Koordinator bidang Perekonomian yang dipimpin Airlangga membantah ponselnya hanya iPhone saja. Juru bicara Alia Karenina menjelaskan Airlangga punya beberapa ponsel lain.

Khusus untuk email resmi Menko Perekonomian, Alia menjelaskan tidak diinstal pada ponsel pribadi Airlangga. Tidak ada pemberitahuan atau kiriman spyware ke email tersebut, tambahnya.

"Sampai saat ini, tidak ada notifikasi ataupun kiriman file spyware ke email resmi tersebut," kata Alia dalam siaran pers pada Jumat (30/9/2022).

Kabarnya software yang digunakan untuk upaya peretasan adalah Forced Entry dari perusahaan bernama NSO Group. Perusahaan itu sebelumnya memang telah dikenal cukup luas. Organisasi itu dikabarkan memiliki spyware yang disebar melalui WhatsApp dan sejumlah pejabat negara lain.

Reuters melaporkan enam dari target peretasan mendapatkan email dari Apple Inc, produsen perangkat iPhone. Kejadian itu terjadi pada November 2021 lalu.

NSO Group asal Israel sebelumnya terkenal sebagai pengembang spyware Pegasus yang menyusup ke ponsel untuk mencuri data atau mengaktivasi kamera dan mikrofon. Pegasus dikaitkan dengan pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi.

Perusahaan ini juga terungkap sebagai aktor dibalik penyadapan ponsel jurnalis dan aktivis oleh pemerintah asing.Bahkan, NSO Group dikaitkan dengan upaya membobol ponsel Presiden Prancis Emmanuel Macron dan seluruh anggota kabinetnya.

Pemerintah yang menjadi klien NSO Group, menurut Guardian, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan India.

Segala aktivitas NSOGroup, membuat pemerintah Amerika Serikat menempatkan mereka di daftar hitam, bersama aktor peretasan lain asal China dan Rusia.

Spyware Israel juga disebut ikut 'bermain' dalam kudeta Myanmar tahun 2021 lalu. Ini menyusul laporan yang menyebutkan sebuah perusahaan asal negara tersebut, Cognyte Software Ltd menjadi pemenag tender penjualan spyware penyadapan ke Myanmar.

Penjualan itu terjadi sebelum kudeta pecah di Myanmar. Reuters melaporkan terdapat dokumen yang menjelaskan kesepakata tersebut pada Januari 2021.

Di dalam dokumen juga terdapat surat lampiran dari Myanmar Post and Telecommunications (MPT). Surat yang ditunjukkan bagi regulator Myanmar menjelaskan soal kemenangan Cognyte.

Spyware yang digunakan merupakan jenis spyware pencegat, ucap sejumlah sumber. Sistem yang digunakan Cognyte juga disebut telah diuji oleh MPT.

Reuters juga menyebut belum diketahui apakah kesepakatan antara Cognyte dan MPT telah selesai atau belum.

Kesepakatan itu juga dikritik keras oleh sejumlah pihak dan membuat adanya gugatan dari lebih 60 warga Israel termasuk mantan ketua DPR, aktivis, akademisi, dan penulis. Gugatan itu dipimpin oleh pengacara hak asasi manusia Israel Eitay Mack.

Dia menjelaskan Cognyte dan pejabat dari kementerian luar negeri serta pertahanan telah membantu kejahatan melawan kemanusiaan yang terjadi di Myanmar beberapa waktu lalu.

Ini agak berbeda dengan klaim Israel sebelumnya. Negara itu mengatakan telah menghentikan transfer teknologi pada 2017 menyusul putusan hakim Mahkamah Agung.

Saat itu di Myanmar terjadi operasi militer di Rohingya. Di saat bersamaan, protes diserukan oleh publik dunia termasuk Israel mengenai ekspor pertahanan negara itu menuju Myanmar.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Modus Baru Curi Data Lewat Konten Religius di Medsos

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular