Bahlil Sebut Mau Investasi, Startup Baterai EV Ini Bangkrut

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
18 January 2023 08:54
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Dalam Acara Rakornas Kepala Daerah dan FORKOPIMDA Tahun 2023.
Foto: Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Dalam Acara Rakornas Kepala Daerah dan FORKOPIMDA Tahun 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Britishvolt, startup baterai kendaraan listrik asal Inggris, yang disebut mau membangun pabrik di Indonesia ternyata sedang dalam proses bangkrut. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia padahal menyatakan proses investasi Britishvolt di RI sudah di tahap finalisasi.

Pada Selasa (17/1), Britishvolt telah mengajukan proses bangkrut ke pengadilan setempat. Proses kebangkrutan diajukan saat mereka tengah berjuang mengumpulkan dana untuk pabrik baterai kendaraan listrik utama di Inggris utara

Kegagalan Britishvolt menandai langkah mundur untuk sektor mobil Inggris karena pejabat industri dan pakar melihat pabrik baterai EV domestik penting untuk menjaga agar produksi mobil Inggris tidak beralih ke daratan Eropa.

Britishvolt telah melakukan pembicaraan dengan calon pembeli setelah mendapatkan pendanaan jangka pendek pada bulan November untuk membantunya tetap bertahan.

Logo Perusahaan Britishvolt startup manufaktur dan pengembang teknologi baterai kendaraan listrik rendah karbon. (Dok. Britishvolt)Logo Perusahaan Britishvolt startup manufaktur dan pengembang teknologi baterai kendaraan listrik rendah karbon. (Dok. Britishvolt)

Tawaran yang bersaing sekitar 30 juta pound (Rp 558 miliar) dari tiga investor awal dana investasi terkait Indonesia, DeaLab Group ditolak oleh kreditur Britishvolt.

"Kami tetap berharap Britishvolt akan menemukan investor yang cocok dan kecewa mendengar bahwa ini tidak mungkin," kata departemen bisnis Inggris dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Rabu (18/1/2023).

Departemen itu mengatakan akan terus bekerja dengan otoritas lokal dan calon investor untuk mendapatkan hasil terbaik untuk situs tersebut.

Sebuah tim dari bagian restrukturisasi kantor akuntan Ernst & Young, EY-Parthenon, telah ditunjuk sebagai administrator.

Administrator mengatakan Britishvolt telah masuk ke administrasi karena investasi ekuitas yang tidak mencukupi untuk penelitian dan pengembangan situsnya yang sedang berlangsung.

Mayoritas dari 300 staf Britishvolt diberitahu bahwa mereka diberhentikan dengan segera, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.

"Berita bahwa Britishvolt mengajukan administrasi sangat mengecewakan, dan merupakan pukulan bagi Inggris menuju transportasi yang lebih bersih dan lebih murah," kata Ben Nelmes, kepala eksekutif perusahaan riset transportasi Inggris, New Automotive.

Rencana ambisius

Britishvolt sebelumnya telah menguraikan rencana ambisius untuk pabrik 38 gigawatt-jam senilai 3,8 miliar pound ($4,65 miliar) di industri utara Inggris untuk membangun baterai kendaraan listrik.

Lokasi pabrik yang direncanakan di Blyth dianggap sebagai lokasi "shovel-ready" terbaik di Inggris untuk membuat baterai EV dalam skala besar, dengan lahan yang sudah diperoleh dan izin perencanaan sudah ada.

Pemerintah Inggris di bawah mantan perdana menteri Boris Johnson telah menggembar-gemborkan proyek Britishvolt sebagai tonggak utama dalam membangun industri EV karena negara tersebut menuju larangan mobil bermesin pembakaran pada tahun 2030.

Pemerintah telah menjanjikan 100 juta pound untuk pabrik Britishvolt, yang akan dibayarkan begitu konstruksi dimulai. Pada hari Selasa dipastikan tidak ada hibah yang dibayarkan karena tonggak pendanaan swasta belum terpenuhi.

"Kembali pada bulan Juli, Boris Johnson ketika dia menjadi perdana menteri memberi tahu saya bahwa cek itu dikirim ke Britishvolt," kata politisi oposisi Partai Buruh Ian Lavery dalam sebuah pernyataan. "Tapi kenyataannya mereka tidak pernah menerima sepeser pun dari pemerintah."

Britishvolt hanya mengumpulkan sekitar 200 juta pound pada musim panas 2022 dan telah menunda jadwal produksinya.

Naiknya suku bunga dan risiko resesi telah membuat penggalangan dana menjadi lebih sulit bagi banyak pemula, terutama mereka yang mencari uang dalam jumlah besar untuk proyek besar seperti pabrik baterai EV.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan asing lagi yang bakal masuk berinvestasi di bidang ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Salah satunya adalah Britishvolt.

"Jadi betul ada investasi baru dari Inggris akan masuk ekosistem EV battery dan sudah masuk sekarang," kata Bahlil dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Menurut dia, izin investasi sedang dalam tahap finalisasi. Sedangkan untuk lokasi berinvestasi hampir klir, tanpa mengelaborasi titik dimaksud.

Britishvolt adalah perusahaan manufaktur pembuat baterai lithium untuk KBLBB yang berasal dari Inggris. Mengutip BBC, nilai kesepakatan investasi mencapai 160 juta pounds atau setara Rp 3,01 triliun dengan kurs (Rp 18.870 per poundsterling).

Saat ini, sudah beberapa negara yang sudah melakukan investasi pada ekosistem pembuatan baterai KBLBB. Bahlil menyebut seperti LG senilai US$ 9,8 miliar yang berasal dari Korea Selatan dan CATL sekitar US$ 5,2 miliar dari China.

Lalu rencananya ditambah Britishvolt dari Inggris, BASF dan Volkswagen dari Jerman, serta Foxconn dari Taiwan. Bahkan Bahlil menyebut ada dua negara lagi yang minat masuk pada investasi ini.

"Dan beberapa investasi sekarang didorong dan sudah tahap 80% dengan Jepang dan Amerika. Nama perusahaannya belum saya sebut karena belum diteken barang itu," kata Bahlil.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular