Luhut Akan Umumkan Raksasa Mobil Listrik Masuk RI, Tesla?

Bogor, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pabrikan otomotif yang fokus bergerak di industri mobil listrik mulai berbondong-bondong datang ke Indonesia.
Hal tersebut dapat terlihat mulai dari adanya ketertarikan raksasa kendaraan listrik asal China yakni BYD, Tesla dari Amerika Serikat, hingga Hyundai dari Korea Selatan.
Perusahaan "raksasa" kendaraan listrik dunia tersebut disebutkan akan berinvestasi untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Ini kalau kita lihat BYD nomor 1 dunia dan kedua Tesla, Hyundai. Ini semua sudah finalisasi dengan keputusan kita ekosistem EV yang di rapat kabinet yang segera kita umumkan pemain besar ini akan masuk ke Indonesia," ungkap Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di Sentul City, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (17/1/2023).
Menurut Luhut, datangnya pemain kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) global tersebut tentunya akan membuat Indonesia sebagai tujuan investasi yang cukup bagus.
Dia juga menyebut, produksi pertama baterai kendaraan listrik di Indonesia ditargetkan mulai berjalan pada 2025. Bahkan, pada 2027, menurutnya Indonesia diperkirakan bakal menjadi salah satu dari tiga besar produsen baterai kendaraan listrik dunia.
"Kalau berjalan semuanya baterai pertama bisa kita produksi pada 2025 dan 2027, kita jadi salah satu 3 besar dunia yang produksi baterai EV," ucapnya.
Selain itu, Luhut mengungkapkan bahwa program hilirisasi di dalam negeri juga sudah mencapai satu titik. Salah satunya ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan kerja sama dengan perusahaan baterai ternama yakni CATL.
"Kita laporkan Bapak Presiden dan semuanya kita sudah masuk dalam era tanda tangan hari kemarin Senin antara CATL dan MIND ID, maka kita sudah siap memasuki era baru bangun ekosistem dalam lithium baterai dan EV," ujarnya.
Selain itu, ia juga membeberkan bahwa pertemuan G20 di Bali pada November 2022 lalu telah menghasilkan sesuatu yang positif bagi Indonesia.
Dari ajang presidensi G20 tersebut, Indonesia telah menghasilkan kesepakatan investasi senilai US$ 309,4 miliar atau Rp 4.689 triliun (asumsi kurs Rp 15.156/US$).
Kesepakatan tersebut terdiri dari 140 proyek bilateral senilai US$ 71,4 miliar dan 226 proyek multilateral senilai US$ 238 miliar.
"Bilateral itu adalah Indonesia dengan negara tertentu ada kesepakatan 140 proyek senilai US$ 71,4, multilateral 226 proyek senilai US$ 238 miliar," ujar Luhut.
[Gambas:Video CNBC]
Catet Ya, RI Siap Pasok Baterai untuk 3 Juta Mobil Listrik!
(wia)