
Produk Apple Lagi Ga Laku, Buktinya Ada di China

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pemasok komponen gadget di China sedang kacau balau. Selain kasus Covid yang membuat proses produksi berantakan, perusahaan produsen perangkat pintar seperti Apple tiba-tiba mengurangi order.
Apple, menurut Nikkei, mengabari beberapa pabrik di China untuk mengurangi produksi komponen AirPods, Apple Watch, dan Macbook selama kuartal I/2023. Alasannya, permintaan atas ketiga produk tersebut sedang lemah.
"Apple telah memberikan kabar tentang penurunan order untuk hampir semua lini produk sejak Desember, sebagian karena permintaan tidak kuat. Rantai pasok di China masih harus berhadapan dengan perubahan kebijakan, yang menciptakan krisis tenaga kerja akibat lonjakan kasus Covid," kata seorang manajer di pabrik pemasok komponen Apple, dikutip Rabu (4/1/2023).
China melonggarkan kebijakan penanggulangan Covid mereka mulai awal Desember untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Setelah menyambut baik perubahan ini saat diumumkan, produsen perangkat teknologi kini malah menghadapi masalah tenaga kerja akibat lonjakan infeksi Covid di Negeri Tiongkok.
"Kacau balau," kata salah seorang petinggi di pabrik yang memasok komponen untuk Apple, Samsung, dan beberapa produsen ponsel China. "Saking cepatnya Covid menyebar, kebanyakan perusahaan menilai sia-sia untuk menerapkan karantina."
Seorang pekerja di pabrik Honor menyatakan bahwa banyak pegawai yang memilih mundur daripada terinfeksi Covid.
"Sapaan yang wajar kini adalah, 'Sudah positif?'," katanya. "Sudah sangat normal. Jika sudah pasti kena, kebanyakan dari kami merasa lebih baik terkena duluan daripada nanti. Jika tidak, pekerjaan kami tahun depan [2023] terganggu."
Pemerintah lokal juga menerapkan langkah serupa. Provinsi China, termasuk Zhejiang, Chongqing and Anhui mengumumkan bahwa pekerja, termasuk pekerja medis, yang tidak bergejala atau bergejala ringan diizinkan untuk bekerja dengan perlindungan memadai.
Pekerja di pabrik lain memiliki pandangan serupa dengan pekerja di pabrik Honor. Lebih baik melalui yang terburuk sekarang, saat permintaan sedang lemah.
"Lebih dari setengah tim kami positif dan tentu saja mengganggu produksi," kata seorang manajer di pabrik pemasok PCB yang terafiliasi dengan Apple dan Intel. "Namun, permintaan sangat lesu, kami memilih meminta staf untuk cuti."
Di sisi lain , produsen perangkat teknologi memilih tidak melakukan langkah pengurangan pegawai di tengah lesunya permintaan. Mereka takut sulit menambah jumlah tenaga kerja saat permintaan kembali naik.
Kompleks Foxconn di Zhenzhou, pusat perakitan iPhone terbesar, menghadapi kekurangan tenaga kerja saat kasus Covid memuncak pada akhir Oktober. Kini, perusahaan tersebut terpaksa menawarkan bonus US$2.013 dan mendorong pegawai untuk mencari pegawai baru.
Pabrik lain juga menawarkan gaji tinggi dan bonus sejak awal bulan ini setelah banyak pegawai yang memilih mundur atau pulang kampung lebih awal menjelang Tahun Baru Imlek, di tengah ancaman Covid.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apple Siap Luncurkan iPad Lipat Di 2024