Kisah Tragis Bandar Kripto: Dulu Berduit Rp 150 T, Kini Nol
Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2022 bukan jadi tahun terbaik bagi sektor kripto. Ini semua terjadi dengan anjloknya nilai kripto hingga kebangkrutan yang dialami sejumlah perusahaan.
Termasuk yang bernasib buruk adalah hedge fund kripto, Three Arrow Capital (3AC). Pada Maret lalu dilaporkan 3AC mengelola aset hingga Rp 150 Triliun.
Namun anjloknya nilai kripto berdampak pada 3AC sehingga asetnya turun drastis. Ini karena runtuhnya harga stablecoin terraUSD (UST).
Kejatuhan proyek itu mengguncang dunia kripto. Saat itu TerraUSD anjlok di bawah US$1 per koin.
Banyak pihak terdampak pada anjloknya nilai TerraUSD dan token saudaranya Terra Luna. Bahkan investor disebut merugi hingga US$60 miliar.
Begitu pula 3AC yang diketahui juga berinvestasi di TerraLuna. Kepada Wall Street Journal, perusahaan mengatakan menggelontorkan hingga US$200 juta.
Apa yang terjadi pada UST membuat kepercayaan sektor kripto juga ikut hancur. Termasuk pemberi pinjaman 3AC yang meminta sebagian uang mereka dan margin call. Namun sayang uang yang diminta tak ada.
"Keruntuhan terraUSD dan luna adalah titik nol," kata Nik Bhatia dari University of Southern California.
Menurut Bathia, kehancuran stablecoin itu bagaikan domino yang jatuh pada "rantai panjang dan mimpi buruk dari pengaruh dan penipuan."
Do Kwon yang jadi Buron
UST tidak seperti stablecoin lain yang didukung aset dunia nyata seperti obligasi. Namun ada sebuah organisasi bernama Luna Foundation Guard yang didirikan Do Kwon menyimpan cadangan modal sekitar US$3,5 miliar dalam bentuk Bitcoin.
Namun volatilitas pasar membuat UST tak ada nilai. Bahkan juga berdampak pada banyak pihak. Seperti Binance yang berinvestasi US$3 juta ke TerraLuna pada 2018, yang saat tertingginya mencapai US$1,6 miliar atau Rp 23,3 triliun (asumsi RP 14.500/US$).
Namun dengan kehancuran TerraLuna, investasi Binance terjun bebas. Pada bulan Mei tercatat nilainya hanya US$2.391 atau Rp 34,67 juta.
Masalah ini juga yang membuat Do Kwon dikejar otoritas hukum Korea Selatan. Sempat jadi buron, dilaporkan dia berada di Serbia.