Big Stories 2022

Bikin Kaget: Kaya Raya dari NFT Hingga Badai PHK Startup

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
26 December 2022 10:45
Gambar Cover, Ancaman PHK Karyawan di Startup
Foto: Arie Pratama

Kasus Kebocoran Data

Tahun 2022 menjadi rapor merah untuk sistem keamanan siber Indonesia. Kasus kebocoran data marak dilaporkan, salah satunya dilakukan oleh hacker anonim Bjorka yang menjual 1,3 miliar data registrasi SIM prabayar berisi nomor telepon genggam penduduk Indonesia di forum breached.to pada 31 Agustus 2022.

Aksi tersebut langsung membuat masyarakat khawatir menjadi korban kebocoran data. Tak hanya itu, Bjorka juga dilaporkan meretas data perusahaan BUMN, kementerian/lembaga, hingga sejumlah pejabat negeri.

Berdasarkan data perusahaan keamanan siber Surfshark, Indonesia menempati urutan kelima negara dengan jumlah kasus kebocoran data terbanyak di dunia. Tercatat, ada 14,7 juta akun yang mengalami kebocoran data di tanah air sepanjang 2022.

Sementara, negara yang paling banyak mengalami kebocoran data di dunia pada periode yang sama adalah Rusia, yakni 103,5 juta akun. China berada di urutan kedua dengan 33,9 juta akun yang mengalami kebocoran data.

Gagal Bayar Pinjaman Online

Pada pertengahan Oktober 2022, media sosial sempat diramaikan oleh kritik publik kepada Tanifund. Hal itu lantaran platform fintech lending yang bergerak di sektor agrikultur tersebut belum mengembalikan dana para pemberi pinjaman sesuai jangka waktu. Kredit macet yang dialami oleh TaniFund terpantau terus menggunung.

Ini tecermin dari data tingkat keberhasilan 90 hari (TKB90) TaniFund yang anjlok ke level 36,07% per 20 Desember 2022. TaniFund bukanlah satu-satunya fintech lending yang mengalami kredit macet. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah meningkatkan pengawasan terhadap 22 dari 102 perusahaan fintech lending yang memiliki tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) di atas 5%.

Selain itu, data OJK menunjukkan, jumlah kredit macet fintech lending yang melebihi 90 hari mencapai Rp1,43 triliun pada Oktober 2022. Angka tersebut menurun 4,53% dari bulan sebelumnya (mtm) yang sebesar Rp1,50 triliun.

Namun, nilainya telah melonjak 140,78% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Pada Oktober 2021, jumlah kredit macet fintech lending tercatat sebesar Rp593,44 miliar.

Sementara, jumlah kredit tidak lancar fintech lending sebesar Rp3,59 triliun pada Oktober 2022. Nilai itu turun 0,32% secara bulanan (m-to-m), tapi naik 87,42% secara tahunan (yoy).

Badai PHK Startup

Peristiwa besar lainnya di sektor digital sepanjang tahun 2022 adalah badai PHK yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan rintisan atau startup. Hal tersebut dipilih untuk menekan biaya pengeluaran startup di tengah tagihan investor dalam menyetor keuntungan. Industri startup memang tengah menghadapi tech winter.

Pemicunya adalah perekonomian yang sedang terkontraksi akibat pandemi Covid-19, diikuti dengan inflasi dan suku bunga tinggi. Pada akhirnya, perusahaan startup dari berbagai sektor jatuh satu per satu dalam satu tahun terakhir.

Gelombang PHK terbesar dipimpin oleh Meta yang merupakan Induk usaha Facebook. Perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 11.000 karyawan. CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan bahwa pihaknya mengurangi sekitar 13% dari total 87 ribu karyawannya.

Dalam suratnya yang dikirim ke para karyawan terdampak, sang pendiri Facebook juga menerangkan seperti apa pesangon atau kompensasi pada karyawan yang kena PHK.

Posisi kedua, diduduki oleh Amazon di mana perusahaan harus merumahkan 10.000 karyawannya. Perusahaan akan terus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 2023 sebagai bagian dari kajian perencanaan operasi tahunan perusahaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular